JEPARA, Harianmuria.com – Robot Anak Indonesia (Robotasia) menggelar lomba robot anak usia SD hingga SMA tingkat Jawa tengah di Gedung Shima Setda Jepara, Kamis (23/6). Chief Executive Officer (CEO) Robotasia, Ali Muzaki mengatakan, Robotasia merupakan lembaga pendidikan professional dengan program edukasi robotika dengan media block robotic dan coding yang menyenangkan. Sehingga anak mampu berfikir aktif, kreatif, dan imajinatif.
“Event ini sebagai langkah dalam menyambut teknologi 5.0 yang akan kita gagas di masa depan, diharapkan tidak hanya menjadi user tetapi bisa mengembangkan (develop) sendiri teknologi yang menjadi kebutuhan manusia di kemudian hari,” kata Ali.
Oleh karena itu, hal inilah yang mendorong untuk menyiapkan talenta muda di bidang digital bagi masa depan Indonesia. Ia berharap, dengan diadakannya event ini dapat membawa perkembangan bagi Kabupaten Jepara.
PJ Bupti Jepara, Targetkan 22 Pasar Tradisional Jadi Bersih
Ia menjelaskan, event tersebut sudah dimulai sejak 2012 di Indonesia sedangkan di Jepara baru berjalan 2 tahun. Pada event kali ini setidaknya diikuti 130 peserta dari 8 kota atau kabupaten di Jawa Tengah yaitu, Salatiga, Magelang, Boyolali, Demak, Grobogan, Pati, Kudus, dan Jepara.
“Ada 3 kategori yang dilombakan dalam event ini, yang pertama lomba merakit kategori Lego untuk anak usia kelas 2 hingga kelas 5 SD, yang kedua Kategori Fun Coding Scarth atau membuat game animasi bagi anak usia SD hingga SMP, dan yang ketiga adalah Maze Solving atau robot penjejak kategori usia SD hingga SMA,” jelasnya.
Tak hanya sebatas di tingkat Jawa Tengah saja, namun pihaknya terus mendorong kepada peserta yang berhasil meraih juara pada event ini, untuk berlaga di ajang internasional pada Bulan Juli mendatang di Korea Selatan.
Pj Bupati Jepara Kampanyekan Gerakan Nglarisi UMKM
“Kebetulan event tersebut terbuka untuk semua kalangan dan panitia penyelenggara tersebut sangat terbuka bagi siapapun yang punya basic, dan keinginan untuk berkompetisi dalam kejuaraan internasional tersebut. Sekaligus mencari bakat dari negara-negara berkembang. Untuk itu, ini merupakan kesempatan bagi kita untuk membuktikan bahwa talenta muda Indonesia mempunyai eskalasi global,” ungkapnya.
Sementara itu, Salma (16) salah satu peserta dari MA Darul Hikmah Menganti, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara mengungkapkan bahwa, salah satu hal paling sulit dalam merangkai robot yaitu dalam hal mengatur kecepatannya.
Pasalnya, pengaturan kecepatan laju robot harus menyesuaikan dengan penggunaan baterai sehingga hal ini membutuhkan ketelitian dan kecermatan, dalam menentukan perbandingan kecepatan serta jumlah arus yang tersimpan dalam baterai.
“Jadi harus ada kalibrasi dalam mengatur kecepatan untuk baterai lama dan yang baru (akan digunakan red),” pungkas Salma. (Lingkar Network | Muslichul Basid – Harianmuria.com)