PATI, Harianmuria.com – Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, M Nur Sukarno mengajak petani menggunakan Biosaka pada tanaman sebagai pengganti pupuk kimia. Pihaknya menilai pupuk tersebut lebih menguntungkan usaha tani karena biaya produksinya murah, namun menghasilkan keuntungan cukup besar.
“Kami mengajak para petani beralih ke biosaka. Sebab, biaya produksi murah tapi hasilnya cukup besar,” kata politisi Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut, Rabu (6/9/2023).
Tak hanya itu, penggunaan pupuk biosaka tersebut secara tidak langsung menjadi bentuk antisipasi apabila terjadi kelangkaan pupuk kimia bersubsidi.
Sukarno menjelaskan, biosaka terbuat dari rerumputan yang dicampur dengan air lalu dihancurkan, setelah itu dapat langsung diaplikasikan di lahan untuk semua jenis tanaman.
Dikatakannya, bahwa sebelumnya Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Gabus sudah mengenalkan Pupuk Organik biosaka kepada petani di wilayah kecamatan tersebut melalui pelatihan. Hasilnya, kata Sukarno, cukup memuaskan dengan hasil panen seperti kacang hijau maupun kedelai yang mengalami kenaikan.
“Petani di Pati sudah ada yang menggunakan Biosaka. Tapi hanya sebagian kecil. Sehingga kami harap petani yang lain juga ikut menggunakan Biosaka,” imbuhnya.
Dalam penggunaan biosaka, jelasnya, hanya membutuhkan dosis yang sedikit dalam setiap hektar lahan persawahan. Setidaknya 1,5 liter Biosaka dapat digunakan untuk 1 hektar lahan sawah dengan cara penyemprotan menggunakan sistem embun. Sehingga 1 genggam rumput yang dibuat biosaka dapat digunakan setidaknya untuk 3 hektar sawah.
Anggota komisi B ini pun mendorong agar para petani mulai beralih ke pupuk Biosaka. Di samping itu, ia juga meminta kepada Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) sebagai mitra kerja komisi B untuk dapat melakukan sosialisasi mensukseskan program ini. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Harianmuria.com)