PATI, Harianmuria.com – Komunitas UMKM (Kupat) Pati menggelar festival bertajuk Srawung Karya #1, SMKN Jateng di Pati berhasil terpilih menjadi tuan rumah dalam acara yang digelar oleh selama dua hari, Sabtu-Minggu (29-30/10).
Terdapat 25 gerai dengan ratusan macam produk UMKM khas Pati dalam festival tersebut. Mulai dari produk olahan kopi, kerajinan tangan, minuman tradisional, sampai makanan ringan.
Ketua Kupat, Yuli Sanjoto menjelaskan perhelatan yang diadakan di SMKN Jateng ini bermaksud untuk syukuran sekaligus bentuk apresiasi Kupat untuk tetap eksis selama 4 tahun.
Yuli Sanjoto juga menerangkan, nama srawung yang menjadi tagline acara memiliki arti saling berinteraksi. Hal ini dimaksudkan supaya para pelaku UMKM dapat saling mengenal satu sama lain.
“Para pegiat UMKM diharapkan sarwung, saling mengenali karya maupun ilmu mengembangkan UMKM masing-masing. Begitu pula, pelaku UMKM juga diharapkan bisa srawung dengan masyarakat,” katanya.
Makna srawung tidak hanya sampai di situ saja. Menurut Yuli Sanjoto, atas keberhasilannya menggandeng dengan SMKN Jateng di Pati ini menunjukkan makna srawung dalam kolaborasi produk baik milik pelaku maupun pelaku UMKM.
“Dengan pihak SMKN Jateng di Pati, kami sudah MoU untuk saling belajar dan mengembangkan kewirausahaan di Pati. Kami berkolaborasi untuk menemukan apa yang bisa diinovasikan dan dikembangkan,” lanjutnya.
Mengingat usia KUPAT yang menginjak angka 4 tahun bukanlah hal mudah sehingga patut untuk disyukuri. Terlebih dalam 2 tahun kebelakang, Covid-19 sempat membuat UMKM di Pati menjadi redup.
Oleh karenanya, Ia mencoba untuk membiasakan bahwa pekerjaan itu lebih baik dengan kolabirasi dan bukan dengan sendiri-sendiri.
Pihaknya pun mengatakan hendak menularkan ilmu dan semangat wisausaha kepada para siswa. Sebab dalam festival Srawung Karya #1 ini juga diadakan coaching clinic terkait pengemasan produk.
Selain itu, pihaknya juga menggandeng Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pati untuk memberikan layanan Nomor Induk Berusaha (NIB) secara gratis kepada pelaku usaha.
“Karena teman-teman yang akan memulai usaha tentu membutuhkan izin. Setelah NIB nanti dilanjutkan dengan PIRT, HAKI, dan sebagainya sesuai kebutuhan,” imbuhnya.
Untuk informasi, dalam event tersebut Restoran Bus Kafe Literasi hasil karya SMKN Jateng di Pati juga turut diresmikan oleh Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Pati Wahyu Setyawan.
Wahyu Setyawan menyebut, festival kali ini menjadi bukti bahwa Kupat berhasil berkembang pesat.
“Selain itu Kupat juga bisa memberikan pengaruh baik kepada usaha mikro lainnya, atau membuat trigger untuk wirausahawan baru,” ungkapnya. (Lingkar Network | Harianmuria.com)