SALATIGA, Harianmuria.com – Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah, Ida Nurul Farida, menegaskan komitmennya dalam menanggulangi kemiskinan di Jawa Tengah yang masih berada di angka 9,57 persen. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah mendorong percepatan program graduasi kemiskinan di desa-desa.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam kegiatan sosialisasi program graduasi di Kota Salatiga, Jumat, 11 Juli 2025. Ida menyebut, DPRD Jateng bersama Pemerintah Provinsi akan menyasar 10.278 desa sebagai target utama program pengentasan kemiskinan secara bertahap.
“Setiap kabupaten atau kota kami ambil dua desa atau kelurahan sebagai lokasi intervensi fokus, bekerja sama dengan Kementerian Sosial dan selaras dengan program Gubernur,” jelas Ida.
Fokus Graduasi: Dari Bantuan Menuju Kemandirian
Ida menjelaskan, program graduasi ini tak sekadar memberikan bantuan, tapi juga menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat agar mampu mandiri secara ekonomi dan sosial. Pendekatan ini dilakukan melalui kerja sama Komisi E, Dinas Sosial, dan Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM).
“Harapan kami, mereka yang sudah dibantu harus didorong naik kelas, menjadi mandiri. Di sinilah pentingnya pendampingan sosial yang memberi edukasi dan penguatan mental,” tambahnya.
Program seperti PKH (Program Keluarga Harapan) yang berjalan selama 36 bulan, menurut Ida, seharusnya menjadi jalan keluar dari kemiskinan. Namun dalam praktiknya, masih banyak penerima yang merasa nyaman dengan bantuan tanpa niat untuk mandiri.
Intervensi Terpadu dan Kolaborasi CSR
Pendekatan program graduasi melibatkan intervensi lintas sektor, mulai dari ekonomi, pendidikan, kesehatan, rumah tidak layak huni (RTLH), hingga penyandang disabilitas. Seluruh aspek ini ditangani secara kolaboratif melalui TPKD (Tim Penanggulangan Kemiskinan Daerah).
Tak hanya mengandalkan dana pemerintah, DPRD Jateng juga mendorong kontribusi sektor swasta melalui program CSR untuk memperkuat upaya pengentasan kemiskinan.
“Kami ingin membangun kolaborasi yang berkelanjutan, tidak hanya dari anggaran pemerintah, tapi juga dari CSR perusahaan dan potensi PMD,” kata Ida.
Bangun Kemandirian dengan Semangat Sosial
Ida berharap program graduasi kemiskinan ini mampu mengubah pola pikir masyarakat dari ketergantungan terhadap bantuan menjadi kemandirian sosial dan ekonomi, dengan semangat kewirausahaan dan pemberdayaan berkelanjutan.
“Target kita bukan sekadar mengurangi angka, tapi membangun masyarakat yang berdaya,” tutupnya.
(LINGKAR NETWORK – Harianmuria.com)