BLORA, Harianmuria.com – Perjalanan karier dan dedikasi Tri Yuli Setyoningrum sebagai pendidik patut diacungi jempol. Perempuan kelahiran Blora ini resmi terpilih menjadi Kepala Sekolah Rakyat Blora, yang siap beroperasi pada tahun ajaran baru 2025/2026.
Guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Blora itu menempuh perjalanan panjang di dunia pendidikan. Ia memulai pendidikan sarjana (S1) di Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada 2001. Lalu, pada Mei 2025, ia menyelesaikan jenjang magister (S2) di Universitas PGRI Semarang (Upgris).
Tak hanya di dalam negeri, Tri Yuli juga pernah mengikuti pendidikan di luar negeri. Pada 2019, ia menempuh program short course di Queensland, Australia – pengalaman yang memperkaya perspektif dan makin memperkuat dedikasinya dalam dunia pendidikan.
Pengalaman dan kompetensinya akhirnya mengantarkan Tri Yuli menjadi pemenang seleksi Kepala Sekolah Rakyat, sebuah program unggulan era Presiden Prabowo. Ia terpilih dari 15 nama guru penggerak Bahasa Inggris se-Kabupaten Blora yang direkomendasikan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah ke Kementerian Sosial.
“Semua yang ikut seleksi adalah guru-guru hebat. Sebagian besar guru penggerak, berpangkat minimal 3C, dan punya pengalaman manajerial di sekolah masing-masing,” jelasnya.
Tri Yuli menegaskan bahwa jabatannya sebagai kepala Sekolah Rakyat bukan sekadar prestasi, melainkan amanah. Ia berkomitmen memaksimalkan potensi siswa yang berasal dari keluarga miskin ekstrem di Blora.
“Niat saya setelah ikut retret, saya ingin hidup saya bermanfaat untuk orang-orang kurang mampu,” ujar alumnus UNNES itu.
Menurutnya, dari 50 calon peserta didik Sekolah Rakyat Blora, semuanya berasal dari keluarga yang masuk kategori miskin ekstrem. Tri Yuli ingin agar pendidikan bisa menjadi jalan pemutus rantai kemiskinan bagi mereka.
“Ketika saya melihat kondisi rumah mereka yang sangat tidak layak, hati saya tergerak. Mereka harus dibekali pendidikan agar tidak mengulang nasib orang tuanya,” tambahnya.
Tri Yuli ingin memastikan bahwa siswa Sekolah Rakyat mendapatkan hak pendidikan yang setara dengan anak-anak dari keluarga mampu. Bahkan jika memungkinkan, ia mendukung mereka untuk menempuh pendidikan tinggi, hingga ke luar negeri.
“Kalau mereka punya potensi dan semangat, pemerintah siap menanggung pendidikan mereka, bahkan sampai luar negeri,” tegasnya.
Sebagai kepala sekolah, ia bersama para guru akan berupaya semaksimal mungkin menggali dan memfasilitasi potensi siswa sesuai minat dan bakat mereka agar berkembang secara optimal.
“Kami akan memaksimalkan semua potensi mereka. Sekolah Rakyat bukan sekadar tempat belajar, tapi harapan untuk masa depan yang lebih baik,” pungkasnya.
(EKO WICAKSONO – Harianmuria.com)