KUDUS, Harianmuria.com – Sebuah fosil gajah purba (genus Elephas) yang diperkirakan berusia antara 400.000 hingga 500.000 tahun ditemukan di kawasan Pegunungan Patiayam, tepatnya di lahan pertanian milik warga Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.
Temuan langka ini menjadi sorotan dunia arkeologi karena fosil ditemukan dalam kondisi relatif utuh, sesuatu yang jarang terjadi. Proses evakuasi dan konservasi dilakukan secara hati-hati oleh tim penyelamatan gabungan untuk menjaga struktur fosil tetap utuh.
Penelitian ini dikoordinasikan oleh Center for Preshistory and Austronesian Studies (CPAS) Indonesia, bekerja sama dengan Yayasan Dharma Bakti Lestari, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta akademisi dari Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).
Peneliti senior CPAS Indonesia, Prof Truman Simanjuntak, menyatakan bahwa berdasarkan posisi stratigrafi, usia fosil tersebut diperkirakan usia fosil diperkirakan antara 500.000 hingga 400.000 tahun.
“Untuk mendapatkan penanggalan yang lebih akurat, kami masih perlu melakukan analisis lanjutan seperti metode argon-argon,” jelasnya di lokasi penemuan, Kamis, 12 Juni 2025.
Menurut Truman, proses konservasi cukup menantang karena struktur fosil sangat rentan rusak. Oleh karena itu, tim memutuskan membuat cetakan tambahan guna menjaga keutuhan bentuk aslinya sebelum dilakukan analisis lanjutan terhadap massa dan struktur.
“Yang terpenting visual fosil tetap terjaga, sementara uji laboratorium menyusul,” tambahnya.
Penelitian dan penyelamatan fosil ini dijadwalkan berlangsung hingga 24 Juni 2025, melibatkan masyarakat setempat dengan pendampingan dari para ahli. Kepala Desa Terban, Supeno, mengapresiasi partisipasi aktif warganya dalam pelestarian temuan arkeologis ini.
“Warga sudah terbiasa melapor jika menemukan fosil. Alhamdulillah mereka cukup kooperatif,” ujarnya.
Lebih lanjut, Supeno menyatakan bahwa dengan penemuan ini, koleksi Museum Situs Purbakala Patiayam kembali bertambah, memperkaya khazanah sejarah dan prasejarah di Kudus.
(FAHTUR ROHMAN – Harianmuria.com)