PATI, Harianmuria.com – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2) Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pati, Joko Leksono Widodo mengungkapkan, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), selama tiga bulan di tahun 2022 mencapai 162 kasus, dengan 4 kasus yang meninggal.
Secara rinci, pada bulan Januari terdapat sebanyak 85 kasus, dengan 3 kasus meninggal. Kemudian pada bulan Februari, terdapat sejumlah 56 kasus dengan 0 meninggal. Lalu di bulan Maret (per tanggal 27) terdapat 21 kasus dengan 1 kasus yang meninggal.
“Kondisi sekarang kita memasuki di bulan Maret akhir, April lah katakan April awal. Seperti siklus-siklus sebelumnya, kalau melihat kondisi di lapangan memang ada kenaikan tren penyakit. Selain Covid-19 itu adalah DBD. Secara statistik di Pati pun ada kenaikan,” ungkapnya, Kamis (31/3).
Kasus DBD di Blora Melonjak
Secara ilmu epidemiologi, lanjutnya, di bulan November dan bulan April merupakan bulan-bulan yang disukai nyamuk (DBD). Hal itu dikarenakan pada bulan November merupakan peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan. Selain itu, menurut penuturannya nyamuk juga menyukai daerah yang beriklim tropis.
“Jadi untuk di bulan November itu memang ada kenaikan sampai Desember, Januari. Kebetulan trennya ini kita adakan fogging juga karena ada feedback dari rumah sakit yang menyatakan bahwa positif DBD dan diikuti juga dengan penyelidikan epidemiologi yang dilakukan oleh Puskesmas sesuai dengan wilayah tempat tinggal pasien yang dirawat di rumah sakit. Kemudian, sampai kemarin grafiknya sudah mulai turun lagi, kemarin Februari, Maret awal. mungkin ini trennya sudah mulai turun,” jelasnya.
Oleh sebab itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk selalu melakukan gerakan SIKAT WAE (Siaga Masyarakat Waspada Aedes Aegypti) atau PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). Ia mengatakan, kasus memang selalu ada setiap tahun tetapi kondisinya tidak sampai KLB (Kejadian Luar Biasa).
“Maka untuk itu saya berpesan juga kepada masyarakat Kabupaten Pati jagalah lingkungan serta waspada dengan perubahan iklim. Teman-teman yang ada di lapangan, yang ada di Puskesmas itu selalu kita ingatkan promosi kesehatan sangat penting, karena kalau tidak akan terjadi kenaikan kasus,” pungkasnya. (Lingkar Network | Harianmuria.com)