PATI, Harianmuria.com – Bertepatan pada tanggal 10 Muharram 1446 Hijriyah, pusaka Ki Ageng Penjawi Pati dijamas dengan tujuan untuk mensucikan kembali supaya bersih.
Tradisi jamas pusaka sudah dilakukan sejak zaman dahulu supaya benda-benda warisan Ki Ageng Penjawi tersebut dirawat tidak terjadi rusak.
Juru Kunci Makam Ki Ageng Penjawi, Teguh Jumadiyanto mengatakan proses penjamasan dilakukan dengan merendam pusaka ke dalam air yang berasal dari campuran beberapa bahan. Pusaka dimasukkan ke dalam bambu yang sudah dibentuk tampungan.
Ini Kemeriahan Kirab Napak Tilas Ki Ageng Penjawi Kebangkitan Pati Jilid II
“Prosesnya dari awal dibacem dulu, di hari Senin, 15 Juli 2024 kemarin kita bacem, kemudian memudahkan nantinya untuk pembersihannya. Bahan-bahan yang digunakan air kelapa hijau, mengkudu, jeruk nipis untuk pembersih. Ya itu yang kami lakukan untuk baceman pusaka itu,” ujarnya di Pati, Selasa, 16 Juli 2024.
Setelah itu, lanjut dia, dilakukan pembersihan supaya pusaka yang berbahan logam itu tidak berkarat. Kemudian, pusaka diberi wewangian dan dimasukkan ke tempat penyimpanan semula.
“Setelah itu baru kita berikan minyak supaya tidak mudah korosi. Kita masukkan kembali ke tempatnya semula. Ada air mawar, minyak misik, disikat dengan pelan supaya pamornya tidak hilang. Kalau menurut orang Jawa, keris itu ada pamornya,” jelasnya.
Sementara itu, Penjamas Pusaka Ki Ageng Penjawi, Nyamat menyampaikan bahwa jumlah pusaka yang dijamas sebanyak 15 buah. Menurutnya, penjamasan dilakukan seperti halnya manusia membersihkan badan.
“Jumlahnya 15 trus. Artinya penjamasan itu seandainya badan kita kotor, kita bersihkan kasih sabun, habis itu kita bilas, seperti kita mandi itulah. Habis mandi, kita sisir, kita minyaki, seperti sifat kita,” tuturnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Harianmuria.com)