BLORA, Harianmuria.com – Menghadapi musim kemarau yang selalu terjadi setiap tahunnya, Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora mempersiapkan program pompanisasi dan pipanisasi untuk mengairi lahan sawah.
Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora Ngaliman mengatakan, petani di Blora pada prinsipnya sudah pintar untuk menghadapi kekeringan.
“Namun demikian, kekeringan yang terjadi tahun ini memang lain dan berbeda. Dimana pada musim hujan kemarin terlambat akan tetapi musim kemarau datang lebih cepat. Katakanlah untuk tahun ini dinamakan anomali iklim,” ungkapnya, Rabu, 3 Juli 2024.
Ngaliman menambahkan bahwa untuk mengantisipasi itu, DP4 mengambil langkah dan tindakan cepat.
“Karena karakter pertanian di Blora kering, sehingga kami selalu mengantisipasi dengan mengusulkan bantuan pompa air,” tuturnya.
Hal itu dilakukan supaya petani yang dekat dengan sungai bisa menaikkan air dari sungai tersebut. Sehingga sebanyak 164 bantuan pompa air yang sudah tersalurkan di seluruh kecamatan di Kabupaten Blora, utamanya di sekitar daerah aliran sungai bisa dimanfaatkan diantaranya sekitar Sungai Lusi, Sungai Bengawan Solo, Sungai Japah dan sekitar embung.
“Kemarin CPCL-nya itu dimulai dari kunjungan lapangan oleh BBWS Bengawan Solo bersama dengan TNI dan penyuluh. Dimana dari Kementerian Pertanian sudah ada peta aliran sungai, dari data itu dilakukan survei ke lapangan selanjutnya untuk diusulkan,” terang Ngaliman.
Ia mengimbau, pada musim kemarau ini akan lebih baik menanam jagung karena kebutuhan air yang tergolong sedikit. Selain itu, untuk menunjang pertanian di Blora, pihaknya memiliki banyak inovasi diantaranya melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar irigasi lebih hemat.
“Pertama dengan pompa pipanisasi, kemudian dengan tower dialirkan melalui pipa sehingga lebih mudah. Namun perlu pipa dan pompanisasi dan kita sudah mengusulkan ke pusat agar ada jaringan pipanisasi di Kabupaten Blora,” sambung Ngaliman.
Selain itu Ngaliman mengungkapkan, pembuatan pupuk organik masih digulirkan kepada petani hingga saat ini.
“Ditahun ini kita perluas lagi menjadi gerakan pembuatan pupuk organik dengan digitalisasi,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hanafi – Harianmuria.com)