REMBANG, Harianmuria.com – Tumpeng Pesisiran menjadi kuliner sekaligus tradisi unik yang dimiliki masyarakat Desa Dasun, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Sekilas bentuk tumpeng pesisiran berupa seperti makanan tumpeng pada umumnya. Namun yang menjadi perbedaan adalah isi lauk pauknya. Biasanya tumpeng diberi lauk pauk berupa olahan daging ayam, telur ayam, maupun daging sapi.
Tumpeng Pesisiran berisi lauk pauk dari hasil laut dan tambak, seperti ikan bandeng, cumi, udang, kepiting, rajungan, kerang, tiram, latoh, ikan asin, teri, ikan mujair, udang windu, dan hasil laut lainnya.
Kepala Desa Dasun Sujarwo menyampaikan, tumpeng pesisiran dibuat karena produk Desa Dasun merupakan hasil laut dan tambak. Fenomena ini berbanding lurus dengan mata pencaharian warga Dasun yang mayoritas adalah nelayan dan budidaya ikan di tambak.
“Ikan itu kekayaan alam yang kami miliki. Kami orang Dasun, kami pesisiran, saya harus mengangkat tumpeng pesisiran. Semua yang disajikan itu hanya ikan dari laut dan tambak,” kata Sujarwo.
Tumpeng Pesisiran, menurut dia, juga memenuhi syarat sebagai makanan sehat. Baru-baru ini, tumpeng pesisiran disajikan kepada para atlet dari berbagai daerah saat pembukaan cabang olahraga (cabor) voli pantai Porprov ke-XVI Jateng yang berlokasi di Pantai Desa Dasun.
“Kami ingin memuliakan kearifan lokal. Jangan sampai kebudayaan ini semakin surut bahkan tertindas dengan budaya luar. Seperti tumpeng, ini dari nenek moyang tapi karena era modern Tumpeng Pesisir itu hampir hilang,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Rembang Muttaqin menyatakan, keberadaan Tumpeng Pesisiran sebagai salah satu makanan lokal yang mendukung pemerintah dalam upaya pencegahan stunting. Sebab banyak kandungan protein dan beragam gizi yang berasal dari olahan ikan.
Apalagi, sajian Tumpeng Pesisiran juga disuguhkan untuk para kontingen Porprov cabor voli pantai dari luar daerah. Praktis, makanan khas Desa Dasun itu bisa semakin dikenal hingga luar daerah.
“Harapannya dari para kontingen luar Rembang ini mempunyai pengetahuan bahwa di sini itu ada ciri khas Tumpeng Pesisiran dan ternyata latoh itu makanan yang nikmat dan biar mereka-mereka tahu itu,” tutur Muttaqin. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)