BLORA, Harianmuria.com – Sebanyak 40 Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kabupaten Blora berpotensi mengalami regrouping atau penggabungan. Langkah ini diambil berdasarkan hasil evaluasi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun 2025, yang menunjukkan minimnya jumlah pendaftar di puluhan sekolah tersebut.
Menurut Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Nuril Huda, meskipun belum menjadi keputusan final, data sementara menunjukkan bahwa puluhan SD negeri tidak mendapatkan siswa baru atau hanya menerima sedikit murid pada tahun ajaran 2025/2026.
“Saat ini memang ada sekitar 40 SDN yang berpotensi dilakukan merger atau penggabungan. Namun, ini masih sebatas wacana dan perlu kita kaji lebih lanjut,” ujar Nuril Huda, Selasa, 10 Juni 2025.
Nuril menjelaskan, terdapat dua opsi dalam pelaksanaan penggabungan, yaitu penggabungan secara fisik atau penggabungan secara administrasi. Langkah ini dinilai sebagai solusi efisiensi dan peningkatan mutu layanan pendidikan dasar.
“Kalau merger fisik itu jelas, dua sekolah jadi satu gedung. Kalau merger administratif, dua gedung tapi satu manajemen. Tetap ada pertimbangan teknis dan sosial yang harus kami lihat,” urainya.
Sebelum keputusan diambil, Dinas Pendidikan Blora akan melakukan komunikasi dan diskusi dengan pihak desa terkait. Evaluasi lokal akan menjadi dasar penentuan apakah sekolah tersebut layak dan memang sudah seharusnya digabungkan.
Nuril mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang melakukan pemetaan dan survei lapangan dengan bantuan koordinator wilayah kecamatan. Sekolah-sekolah yang masuk dalam wacana regrouping tersebar di antaranya di Kecamatan Randublatung, Kecamatan Banjarejo, dan Kecamatan Blora Kota.
“Kami masih fokus pada pemetaan. Setelah itu, baru akan dirumuskan sekolah mana saja yang benar-benar akan digabung,” pungkas Nuril Huda.
(HANAFI – Harianmuria.com)