PEKALONGAN, Harianmuria.com – Delapan remaja terduga anggota gangster di wilayah Wiradesa tak kuasa menahan tangis saat menjalani pembinaan di Mapolsek Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Kamis (1/5/2025).
Mereka diminta menyampaikan permintaan maaf secara terbuka di hadapan orang tua, guru, dan aparat kepolisian, sebagai bentuk penyesalan atas aksi kenakalan jalanan yang sempat mereka lakukan.
Kapolsek Wiradesa AKP Maman Sugiarto mengatakan, pendekatan pembinaan yang dilakukan merupakan bagian dari strategi humanis Polri untuk menyelamatkan generasi muda dari pengaruh lingkungan negatif.
“Kami menilai mereka masih berada pada usia yang labil dan butuh bimbingan. Oleh karena itu, pendekatan yang kami lakukan lebih kepada pembinaan, bukan penghukuman,” jelasnya.
Meski sempat terindikasi melakukan tindakan yang meresahkan masyarakat, delapan pelajar tersebut tidak langsung dikenai sanksi hukum.
Sebaliknya, mereka diberi kesempatan kedua untuk memperbaiki diri, dengan pengawasan ketat dari pihak keluarga dan sekolah.
“Kami tegaskan, jika perbuatan ini diulangi, proses hukum akan kami tempuh,” lanjut Kapolsek.
Dalam kegiatan tersebut, para orang tua dan perwakilan sekolah diundang untuk mendampingi dan menerima arahan dari pihak kepolisian. Selain wajib lapor secara berkala, mereka diminta aktif melakukan pembinaan lanjutan terhadap anak-anak mereka.
Dengan suara terbata-bata dan air mata yang mengalir, para remaja itu menyatakan penyesalan mendalam dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan serupa. Mereka memohon maaf secara langsung kepada orang tua dan guru.
Program pembinaan ini merupakan bagian dari kampanye ‘Satu Hari Satu Kebaikan’ yang digalakkan oleh Polri, sebagai bentuk nyata kehadiran polisi di tengah masyarakat bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga pembina sosial.
“Dengan langkah ini, kami harap muncul efek jera dan membuka peluang perubahan positif bagi para remaja untuk kembali ke jalur pendidikan dan berkontribusi bagi lingkungan,” pungkas Kapolsek.
(FAHRI AKBAR – Harianmuria.com)