BLORA, Harianmuria.com – Menjelang peringatan haul Syekh Sayyid Abdurrohim (Pangeran Surobahu) atau yang lebih dikenal sebagai Sunan Pojok, warga Blora secara swadaya melakukan peremajaan Kompleks Makam Sunan Pojok pada Minggu, 29 Juni 2025.
Peremajaan dilakukan dengan mengecat ulang seluruh batu nisan berwarna hitam, termasuk padasan dan gentong air minum di area makam. Kegiatan ini dilakukan oleh para relawan yang rutin melakukan ziarah dan peduli terhadap pelestarian situs sejarah tersebut.
“Kami merasa memiliki tanggung jawab moral untuk merawat kompleks makam karena beliau adalah tokoh yang sangat berpengaruh di Blora,” kata Sukoco, salah satu relawan.
Kegiatan ini dilakukan sebulan sebelum haul yang jatuh pada 27 Suro 1959 Tahun Dal atau 23 Juli 2025. Menurut Sukoco, aksi gotong royong ini sudah berlangsung rutin setiap tahun sejak 2008.
“Menjelang haul, seluruh nisan dicat ulang agar peziarah merasa lebih nyaman saat berkunjung,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa proses peremajaan ini biasanya berlangsung selama dua hingga tiga hari, meliputi pengecatan, pembersihan kompleks, hingga perawatan fasilitas umum.
Selain pengecatan, sebelumnya juga telah dilakukan perbaikan atap dan plafon makam oleh Yayasan Sunan Pojok. Sepekan menjelang haul, akan dilakukan pula pergantian kain kafan pada setiap nisan serta pengecatan ulang tembok makam.
Gunawan, relawan lainnya sekaligus pegiat literasi Blora, menekankan pentingnya pelestarian kompleks makam Sunan Pojok sebagai situs sejarah penting di Blora.
“Sudah sewajarnya masyarakat ikut merawat kompleks makam yang memiliki sejarah kuat di Blora,” ujar Gunawan.
Ia juga berharap keberadaan kompleks Sunan Pojok yang terletak di pusat kota dapat menjadi pusat kegiatan ekonomi dan wisata religi, bukan hanya saat haul berlangsung.
“Diharapkan dengan letaknya yang strategis, Sunan Pojok bisa menjadi pengenal Kabupaten Blora di luar daerah. Karena nilai sejarahnya juga mencerminkan perkembangan Islam di Nusantara,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Sunan Pojok atau Syekh Sayyid Abdurrohim adalah tokoh penting dalam sejarah Islam di Blora. Selain sebagai penyebar agama, ia juga pernah menjabat sebagai Bupati Tuban pada masa kolonial antara tahun 1707 hingga 1723.
(EKO WICAKSONO – Harianmuria.com)