DEMAK, Harianmuria.com – Merantau jauh-jauh dari Sumedang Jawa Barat, Hendra (29) bersama teman satu komunitasnya bersama-sama menjual bendera merah putih di beberapa titik di kota Demak. Tahun lalu, ia mengaku sempat memperoleh keuntungan bersih sebanyak Rp 8 juta. Kini ia sendiri mangkal di pinggiran Jl. Sultan Hadiwijaya 23 Demak berjualan bendera yang ia bawa dari konveksi di Sumedang.
Personilnya pun sengaja disebar di beberapa titik kota di Jawa Tengah, seperti Jepara, Kudus, Surabaya, Solo, dan paling jauh sampai ke pulau Kalimantan.
“Jepara, Kudus, Surabaya, Solo, sama Kalimantan itu temen-temen kita, cuman ya saya baginnya di sini,” katanya pada Kamis (28/7).
Sesampainya Di Kota Wali, Hendra dan tiga orang temannya mencari sebuah kontrakan di daerah Bogorame dan mulai menggelar jualan sejak Rabu (20/7) lalu. Namun, pendapatan yang ia peroleh saat ini hanya mampu untuk membiayai kehidupannya selama tinggal di Demak.
“Ya gini-gini aja mbak, sekarang mah ya sedang-sedang aja cukup buat makan aja kalau sehari ini mah,” ungkapnya.
Menurut pengalamannya, produk-produk bendera yang ia dapatkan dari Widia Colection ini akan kian ramai menjelang hari perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Indonesia.
“Ya kalau mulai rame menjelang tanggal 10-9 udah mulai rame,” ungkapnya.
Ada berbagai macam bentuk dan ukuran yang dijual oleh Hendra. Mulai dari ukuran paling panjang 8 hingga 10 meter juga bendera merah putih dengan ukuran kecil. Kisaran harganya pun bervariasi, untuk panjang bendera 8 meter dijual Rp 200 ribu, 10 meter Rp 450 ribu, serta termurah Rp 20 ribu. Meskipun tidak sampai terjual habis, nantinya bendera-bendera itu akan dikembalikan lagi kepada pihak konveksi.
“Gak target gak apa-apa kita kembalikan lagi kepada yang punya,” terangnya.
Meskipun demikian, tahun lalu Hendra mengaku dapat memperoleh keuntungan bersih sebanyak Rp 8 juta.
“Kalau kemarin saya cuman dapet 8 juta bersih buat saya sendiri,” lanjutnya.
Seorang penjual bendera yang memiliki jiwa nasionalis, begitulah kiranya Hendra dan kawan-kawannya. Sebab dirinya beserta komunitasnya nantinya akan kembali pulang kampung sehari sebelum perayaan Agustusan. Baginya, tidak komplit apabila seorang penjual bendera tidak ikut serta merayakan kemeriahan itu.
“Sampe tgl 16 kita harus segera pulang, kita juga harus ngerayain juga di kampung 17 Agustusan, masa kita jual bendera kalau kita sendiri gak ngerayain,” lanjutnya.
Selama merantau, Hendra sempat mengalami kejadian yang kurang mengenakkan dimana dirinya diusir oleh pihak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) lantaran sembarang menggelar dagangan di dekat taman. Namun, saat ini ia telah mendapatkan tempat nyaman untuk mengais rezeki yang berada di depan kantor Kelurahan Mangunjiwan.
“Kalau di sini saya gak pernah, dulu saya di pahlawan diingatkan sama satpol PP ya saya akui saya salah, saya jualan di dekat taman ya saya terima, saya pindah di dekat sini gitu. Kalau ini sudah izin sama kelurahan. Kalau disuruh pindah ya pindah cari lagi tempat yang baru, kalau misal sama satpol PP sama Dishub gak diganggu ya, ya udah diam aja di sini gitu,” tandasnya. (Lingkar Network | sar | Harianmuria.com)