BLORA, Harianmuria.com – Keberadaan angkutan umum di Kabupaten Blora terus menurun drastis. Hingga pertengahan tahun 2025, Dinas Perumahan, Permukiman, dan Perhubungan (Dinrumkimhub) Blora mencatat hanya ada 74 armada angkutan umum yang masih tersisa dan aktif beroperasi.
Menurut Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Dinrumkimhub Blora, Sunyoto, jumlah ini jauh dari kondisi ideal, mengingat Kabupaten Blora memiliki luas wilayah dengan 16 kecamatan yang membutuhkan layanan transportasi memadai.
Sunyoto mengungkapkan, saat ini armada yang masih berjalan tersebar di beberapa trayek utama seperti Blora-Kunduran, Blora-Cepu, Blora-Ngampel, dan Cepu-Randublatung. Namun, trayek Blora–Randublatung saat ini kosong tanpa armada.
“Dari total 200 trayek yang tersedia, hanya 74 armada yang masih ada, itu pun tidak semuanya aktif setiap hari,” jelasnya pada Kamis, 26 Juni 2025.
Sunyoto menyebut, tingkat keaktifan armada sangat bergantung pada hari pasaran tradisional Jawa seperti Pon dan Kliwon, di mana aktivitas pasar meningkat dan jumlah penumpang cenderung lebih tinggi.
“Setiap hari hanya sekitar 30 armada yang benar-benar beroperasi. Sisanya memilih berhenti karena minimnya penumpang,” tambahnya.
Faktor utama yang menyebabkan penurunan aktivitas angkutan umum adalah meningkatnya penggunaan kendaraan pribadi, baik sepeda motor maupun mobil, yang kini menjadi pilihan utama masyarakat dalam beraktivitas.
Sunyoto mengenang masa kejayaan angkutan umum Blora pada tahun 2005, di mana jumlah armada mencapai 202 unit. Kala itu, transportasi publik mampu melayani aktivitas masyarakat selama 21 jam setiap harinya, mulai dari dini hari hingga malam.
“Idealnya Blora memiliki setidaknya 250 armada untuk menjamin kelancaran mobilitas masyarakat. Jumlah saat ini sangat jauh dari harapan,” tuturnya.
Meski jumlahnya menurun, armada yang masih tersisa telah menjalani uji kelayakan kendaraan (KIR) dan dinyatakan laik jalan. Namun aktivitas operasionalnya sangat terbatas, disesuaikan dengan jumlah penumpang yang makin menurun.
“Kalau jumlah armada bisa ditingkatkan lagi, masyarakat dari berbagai lapisan, termasuk pelajar dan pekerja, akan sangat terbantu. Bahkan aktivitas ekonomi lokal juga akan terdorong,” tandas Sunyoto.
(EKO WICAKSONO – Harianmuria.com)