GROBOGAN, Harianmuria.com – Ajang bergengsi Pemilihan Mas dan Mbak Grobogan 2025 resmi dimulai. Bertempat di kawasan wisata budaya Candi Joglo Semar Purwodadi, seleksi tahap awal diikuti oleh 30 pasangan muda-mudi terbaik dari seluruh penjuru Kabupaten Grobogan.
Kegiatan ini bukan hanya ajang adu paras, melainkan mencari figur muda yang berkarakter kuat, berwawasan luas, dan memiliki kemampuan komunikasi mumpuni untuk menjadi duta wisata dan budaya Grobogan.
Ketua Panitia, Nabila Nur Aini, yang juga Duta Wisata Grobogan 2024, menegaskan bahwa Pemilihan Mas dan Mbak Grobogan bukanlah kontes kecantikan semata.
“Kami mencari generasi muda yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga paham dan mencintai nilai-nilai budaya lokal. Mereka harus siap tampil menjadi representasi Grobogan, bahkan di tingkat nasional maupun internasional,” ujarnya pada Selasa, 17 Juni 2025.
Seleksi awal mencakup tes tertulis dan wawancara, yang dirancang untuk menggali potensi kepribadian dan wawasan peserta. Hanya 15 pasangan terbaik yang akan melaju ke tahap grand final.
Pemilihan Candi Joglo Semar sebagai lokasi seleksi juga memiliki alasan kuat. Bagi panitia, tempat ini sarat makna budaya. “Kami sengaja memilih tempat ini agar sejak awal para peserta merasakan langsung atmosfer budaya lokal Grobogan. Ini penting agar mereka bisa membawa jati diri budaya daerah ke manapun mereka melangkah,” jelas Nabila.
Seleksi dilakukan secara terbuka, adil, dan objektif, mencerminkan semangat inklusivitas. Peserta berasal dari seluruh kecamatan di Grobogan, mulai dari wilayah utara hingga selatan, kota hingga pelosok desa.
“Tidak ada yang diistimewakan. Semua dinilai berdasarkan kualitas pribadi dan wawasan mereka,” tegas Nabila.
Setelah seleksi awal, para finalis akan mengikuti serangkaian agenda penting:
- 19 Juni: Technical Meeting
- 7–8 Juli: Karantina dan Pembekalan
- 9 Juli: City Tour
- 12 Juli: Malam Puncak Grand Final
Muhadi, pengelola Candi Joglo sekaligus salah satu juri seleksi, mengungkapkan optimismenya terhadap potensi generasi muda Grobogan. “Anak muda harus bangga jadi warga Grobogan. Kenali dan cintai budaya sendiri sebelum memperkenalkan budaya luar. Duta wisata harus tulus dan punya jiwa kebudayaan,” ujarnya.
Muhadi juga menekankan pentingnya menjunjung sportivitas dan semangat kolaborasi dalam kompetisi ini.
Pemilihan Mas dan Mbak Grobogan bukan sekadar ajang tahunan, melainkan bagian dari upaya regenerasi duta wisata dan pelestarian budaya lokal. Dengan pembekalan yang matang, para finalis diharapkan mampu menjadi representasi Grobogan yang membanggakan, baik di tingkat Jawa Tengah maupun nasional.
“Visi kami sederhana: mencetak duta wisata yang punya karakter, percaya diri, dan kepedulian tinggi terhadap Grobogan,” pungkas Nabila.
Ajang ini membuktikan bahwa Grobogan tidak kehabisan talenta muda yang siap tampil dan mengharumkan nama daerahnya lewat kekuatan budaya dan pariwisata.
(AHMAD ABROR – Harianmuria.com)