BLORA, Harianmuria.com – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Blora mengungkapkan ada 40 SD Negeri yang terancam digabung (regrouping) akibat minimnya jumlah siswa baru di tahun ajaran 2025/2026. Kepala Disdik Blora, Sunaryo, menyebutkan empat faktor utama yang menyebabkan kondisi tersebut.
“Penurunan angka kelahiran, terutama di desa-desa terpencil, menjadi salah satu penyebab utamanya,” ujar Sunaryo dalam keterangan tertulis, Minggu, 15 Juni 2025.
Selain itu, angka migrasi penduduk keluar daerah dan tingginya angka pengangguran di sejumlah wilayah turut memengaruhi rendahnya jumlah pendaftaran siswa baru.
Baca juga: Minim Murid Baru, 40 SD Negeri di Blora Terancam Regrouping
Faktor ketiga, menurutnya, adalah lokasi SD negeri yang jauh dari permukiman. Hal ini membuat orang tua lebih memilih sekolah yang lebih mudah diakses. Yang keempat, kedekatan SD negeri dengan SD swasta berbasis agama juga ikut menjadi pertimbangan masyarakat.
“Di beberapa tempat, orang tua lebih memilih SD swasta berbasis keagamaan karena program, fasilitas, atau kualitas pembelajaran,” jelasnya.
Baca juga: Miris! SDN 1 Patalan Blora Nol Murid Baru, Regrouping Mengintai
Baca juga: SDN 1 Sidorejo Blora Hanya Dapat 2 Siswa Baru, Total Murid Kini Tersisa 19
Sunaryo menambahkan, saat ini ada dua SD yang mengalami kekosongan total peserta didik baru, yakni SDN 1 Patalan Kecamatan Blora dan SDN 1 Sumengko Kecamatan Randublatung.
Dinas Pendidikan mencatat, terdapat 592 sekolah dasar di Kabupaten Blora, baik negeri maupun swasta. Dalam beberapa kasus, satu desa bahkan memiliki lebih dari satu SD negeri, yang menyebabkan sebaran siswa tidak merata.
(EKO WICAKSONO – Harianmuria.com)