BLORA, Harianmuria.com – Sebanyak 210.212 warga Blora telah memanfaatkan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sepanjang tahun 2025 hingga Jumat, 11 Juli 2025. Angka tersebut menjadikan Kabupaten Blora menempati peringkat ke-6 capaian CKG tertinggi se-Jawa Tengah.
Kepala Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Blora, Edi Widayat, menjelaskan bahwa dari total 925.434 warga yang menjadi sasaran program, capaian layanan telah mencapai 22,7 persen.
“Dengan 210.212 warga yang sudah dilayani, Blora menempati posisi ke-6 di Jawa Tengah untuk capaian Program Cek Kesehatan Gratis,” ujarnya, Jumat, 11 Juli 2025.
Edi menambahkan, angka tersebut diperoleh dari 211.983 warga yang mendaftar di 26 puskesmas. Dari jumlah itu, 207.361 atau 97,81 persen hadir sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Cek Kesehatan Didominasi Warga Usia Produktif
Data menunjukkan mayoritas peserta adalah warga usia 18–59 tahun sebanyak 167.231 orang, disusul lansia di atas 60 tahun sebanyak 31.726 orang. Sementara peserta usia anak-anak mencapai 11.255 orang, terdiri dari 9.705 anak usia 1–6 tahun dan 1.550 bayi usia 1–2 hari.
“Program ini dipasrahkan sepenuhnya ke puskesmas di masing-masing wilayah kerja. Target nasional adalah 80 persen dari total warga yang masuk wilayah kerja tiap puskesmas,” jelas Edi.
Puskesmas Gondoriyo Catat Peserta Tertinggi
Dari sisi sebaran wilayah, Puskesmas Bahurekso menjadi penyumbang peserta terbanyak dengan 17.334 warga, disusul Ngawen (13.431) dan Todanan (12.950). Sebaliknya, puskesmas dengan jumlah peserta terendah antara lain Kapuan (4.252), Randulawang (4.273), dan Gondoriyo (4.637).
Namun jika dilihat dari persentase capaian sasaran, Gondoriyo justru menempati peringkat tertinggi dengan 36,6 persen, diikuti Ngawen (32,9 persen) dan Meden (32,3 persen). Sedangkan Blora Kota menjadi yang terendah dengan 14,1 persen.
“Kami mengimbau masyarakat agar memanfaatkan layanan cek kesehatan gratis ini dengan datang ke puskesmas terdekat. Program ini penting untuk deteksi dini berbagai penyakit,” tambah Edi.
Ia menegaskan bahwa Dinkesda Blora hanya berperan sebagai koordinator dan penyedia logistik seperti bahan habis pakai dan sarana prasarana, sementara penuntasan target layanan menjadi tanggung jawab masing-masing puskesmas.
(EKO WICAKSONO – Harianmuria.com)