GROBOGAN, Harianmuria.com – Total 24 sekolah ditetapkan lolos Adiwiyata tingkat Kabupaten Grobogan. Selama dua tahun sekolah-sekolah tersebut akan disiapkan untuk maju ke jenjang Provinsi Jawa Tengah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Grobogan Mokamat melalui Kabid Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, Gunawan Widiyanto mengatakan 24 sekolah tersebut telah melewati penilaian yang dilakukan tim Adiwiyata pada 28-31 Oktober 2024.
“Dari 27 sekolah, terdapat 24 sekolah yang ditetapkan lolos dalam Adiwiyata tingkat Kabupaten Grobogan,” kata Gunawan, Selasa, 19 November 2024.
Selanjutnya dikatakan, 24 sekolah tersebut dengan rincian SD/MI sederajat ada 16 sekolah, sementara SMP/MTs sederajat ada delapan sekolah.
Lebih lanjut, dijenjang SD/MI sederajat meliputi SDN 1 Pakis, SDN 3 Nglinduk, SDN 3 Ngaringan, SDN 1 Karangsari, SDN 2 Danyang, MI Sejati Toroh, SDN 3 Kuripan, SDN 1 Ngambakrejo, SDN 3 Panunggalan, SDN 1 Krangganharjo, SDN 2 Jeketro, SDN 2 Juworo, SDN 2 Kemloko, SDN 1 Jatipohon dan SDN 4 Karangrayung.
Sedangkan di tingkat SMP/MTs sederajat yaitu SMPN 2 Kedungjati, SMPN 1 Kradenan, SMPN 1 Godong, SMPN 1 Geyer, SMPN 3 Geyer, SMPN 3 Gabus, SMP Muhammadiyah Purwodadi dan MTs Putri Sunniyah Selo.
“Untuk jenjang SD/MI yang berhasil menjadi pelaksana terbaik ada SDN 1 Pakis, sedangkan jenjang SMP/MTs ada SMPN 2 Kedungjati,” kata dia.
Nantinya, sambung Gunawan, seluruh sekolah yang lolos akan disiapkan untuk maju ke tingkat Provinsi Jateng. Sekolah-sekolah tersebut masih memiliki waktu 1-2 tahun untuk mempersiapkan pemenuhan administrasi dan mematangkan indikator adiwiyata.
Dikatakan, saat dilakukan penilaian kepada para sekolah, pihaknya mengungkapkan banyaknya evaluasi yang harus dilakukan. Terutama terkait pengolahan sampah di sekolah hingga pengurangan sampah plastik di kantin.
“Tapi ada juga yang kami minta untuk bisa mempertahankan gerakannya, seperti di SDN 1 Pakis. Sudah sangat bagus dan layak maju, tapi masih harus menunggu beberapa tahun lagi ke depan,” tegasnya.
Sedangkan Sekda Grobogan Anang Armunanto menambahkan, menurutnya program Adiwiyata bukan semata-mata program namun pengakuan terhadap sekolah dan madrasah dalam mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup (PBLH).
“Yang tidak kalah pentingnya, berikan pemahaman kepada warga sekolah kita terutama anak-anak didik kita untuk berani bersuara berkaitan dengan cara-cara kita menyelamatkan lingkungan. Dari hal yang paling kecil. Jangan pernah bosan untuk mengingatkan anak didik kita,” pesannya. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Harianmuria.com)