Harianmuria.com – Mungkin kebanyakan muslimah menganggap datangnya masa haid sebagai hal yang menyedihkan lantaran tidak dapat menjalankan ibadah sebagaimana mestinya. Namun perlu diketahui, bahwa setiap perempuan muslim yang mematuhi untuk tidak menjalankan ibadah wajib selama haid juga termasuk bentuk ketaatan kepada Allah SWT.
Hal ini mengingat, pada saat haid perempuan tengah mengeluarkan darah yang keluar setiap periode sebulan sekali dan termasuk sebagai hadas besar. Maka selama menjalani masa haidnya, beberapa ibadah yang biasanya dijalankan saat suci diwajibkan untuk diliburkan. Dan manakala memaksa untuk tetap melakukan, maka ibadahnya sia-sia dan bahkan dihukumi haram.
Seperti yang dijelaskan dalam QS Surat Al Baqarah ayat 222 membahas tentang haid.
“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: Haid itu darah kotoran. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhi diri dari wanita di waktu haid, dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri” .
Dalil tersebut5 kemudian ditegaskan QS Surat Ath-Thalaq ayat 4.
“Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (menopause) diantara perempuan-perempuanmu, jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya) maka iddah mereka tiga bulan, dan begitu pula perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu adalah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS Ath Thalaq ayat 4).
Dari paparan kedua dalil tersebut dapat diketahui bahwa ada beberapa hal yang tidak diperkenankan untuk dilakukan perempuan haid. Diantaranya melakukan hubungan suami istri, mengerjakan shalat, puasa, thawaf, membawa Al Quran, berada di masjid, dan dijatuhi talak.
Namun pada kondisi tertentu, seorang muslimah risau jikalau tidak melakukan ibadah dan terus ingin mengumpulkan pahala. Sebab tidak sedikit yang beranggapan bahwa masa haid bukanlah waktu untuk bermalas-malasan dalam menjalankan amal shalih.
Berikut artikel ini akan menjelaskan beberapa amalan yang dapat dilakukan perempuan haid atau mesntruasi.
1. Berdzikir
Perbuatan ini sangat dianjurkan untuk siapapun dan kapanpun, terkhusus bagi muslimah di masa menstruasi. Dengan melantunkan dzikir setiap saat, hatipun menjadi hidup.
Rasulullah dalam hadist Imam Bukhari bersabda: “Perumpamaan antara orang yang dzikir pada Tuhannya dan yang tidak, seperti antara orang yang hidup dan yang mati”.
2. Berdoa
Melafalkan doa dapat dilakukan setiap saat. Sebagaimana namanya, doa tidak hanya menjadi bentuk hamba meminta kepada Allaht SWAT, tapi juga berseru atau memanggil (da’a, yad’u, du’a). Sehingga doa pun sebagai bentuk bermunajat dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
3. Mencari ilmu
Mencari ilmu dalam Islam sifatnya wajib, baik untuk muslimin serta muslimat. Bentuknya pun beragam, dapat dilakukan secara ototidak dengan membaca buku atau mengkaji kitab. Maupun dengan mendatangi majlis-majilis ilmu melalui bimbingan guru.
Hal ini sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Ad-Dailami.
“Belajarlah ilmu, sesungguhnya belajar ilmu karena Allah adalah suatu bentuk ketakwaan. Mencari ilmu adalah ibadah, menelaahnya adalah tasbih, dan mengkajinya adalah jihad”. (HR Ad- Dailami)
4. Perbanyak sedekah
Amalan ini sangat bisa dilakukan oleh perempuan yang sedang haid. Bahkan ketika Ramadhan, dengan melakukan sedekah, perempuan yang haid masih bisa mendapatkan keberkahan di bulan suci tersebut.
5. Bershalawat
Shalawat adalah sebuah bukti cinta seorang hamba kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Terlebih shalawat dikenal sebagai penurun rahmat, pengampunan Allah SWT, bahkan dapat melipatgandakan pahala. Sehingga dengan memperbanyak shalawat, perempuan yang tengah haid masih bisa mendapatkan banyak kebaikan.
6. Mendengarkan murotal
Meskipun perempuan yang mesntruasi dilarang membaca Al Quran, namun ia masih bisa mendengarkan lantunan ayat-ayat melalui video atau play list murotal. Hal ini pernah disinggung dalam hadist Ibnu Majah dari Aisyah RA berkata, “Rasulullah SAW meletakkan kepalanya di pangkuanku saat aku sedang haid, dan ia membaca Al Quran”. (HR Ibnu Majah)
7. Menyiapkan hidangan untuk orang yang berbuka puasa
Amalan ini dapat dilakukan muslimah ketika periode bulannanya, terlebih ketika bertepatan dengan bulan Ramadhan. Dalam Hadist yang diriwayatkan Imam At Tirmidzi dijelaskan, dari Zaid bin Khalid Al Juhani berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang memberi makan orang yang berbuka, dia mendapatkan seperti pahal orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun”. (HR At Tirmidzi)
8. Membangunkan orang yang sahur
Rasulullah SAW bersabda, “Setiap kebaikan adalah sedekah, dan diantara bentuk kebaikan adlaah kamu berjumpa saudaramu dengan wajah yang menyenangkan, dan kamu menuangkan air dari embermu ke dalam bejana milik saudaramu”. (HR Muslim, Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Ahmad)
9. Bersilaturahmi
Ibadah yang tidak kalah pentingnya dan bisa dilakukan selama haid adalah bersilaturahmi. Bersilaturahmi dapat dilakukan dengan cukup mengunjungi kerabat, bertemu teman, atau rekan kerja.
10. Melakukan kegiatan sosial
Selain menjalankan ibadah yang sifatnya ritual, umat muslim juga dianjurkan untuk melakukan banyak kegiatan positif seperti galang donasi, melakukan penghijauan, memberi makan kaum fakir miskin, mengajar, dan masih banyak lagi. (Lingkar Network | Harianmuria.com)