Harianmuria.com – Puasa Asyura menjadi salah satu ibadah puasa yang memiliki makna dan keistimewaan tersendiri dalam agama Islam. Puasa Asyura jatuh pada tanggal 10 Muharram, bulan pertama dalam kalender Islam.
Dalam artikel ini, akan dibahas tentang niat puasa Asyura, serta hukum dan keutamaan dari ibadah ini.
Puasa Asyura bukan hanya sekadar tradisi atau amalan biasa, tetapi juga memiliki keutamaan dan makna mendalam.
Melansir dari Nu Online, Allah SWT akan mengampuni dosa setahun lalu bagi umat muslim yang menjalankan puasa Asyura. Masalah ini pernah disinggung dalam kitab Fathul Mu’in karya Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al- Malibari yang artinya:
“(Disunahkan) puasa hari Asyura karena dapat menutup dosa setahun lalu sebagai hadist riwayat Imam Muslim. (Disunahkan) juga puasa Tasu’a yaitu 9 Muharram sebagai hadist riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda: Kalau saja aku hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa tasu’a. Tetapi Rasulullah SAW wafat sebelum Muharam depan setelah itu. Hikmah puasa Tasu’a adalah menyalahi amaliyah Yahudi. Dari sini kemudian muncul anjuran puasa hari 11 Muharram bagi mereka yang tidak berpuasa Tasu’a. Tetapin juga puasa 11 Muharram teta[ dianjurkan meski mereka sudah berpuasa Tasu’a sesuai hadist Rasulullah SAW,”
Meski demikian, maksud dari keterangan tersebut adalah bukan berarti umat muslim yang hanya menjalankan puasa Asyura dapat serta merta disamakan pada kaum Yahudi. Melainkan sifatnya sebagai penyempurna terhadap puasa Asyura. Hal ini sesuai dengan madzhab Syafi’i, yakni puasa Asyura saja tanpa diiringi puasa sehari sebelum dan sesudahnya itu tidak masalah.
Niat Puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ العَاشُوْرَاء لِلهِ تَعَلى
Artinya: Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT. (Lingkar Network | Harianmuria.com)