Hidupkan Malam Nisfu Syaban, Inilah Amalan dan Sejarahnya

Bulan Sya'ban. (Harianmuria.com)

Bulan Sya'ban. (Harianmuria.com)

Harianmuria.com – Malam Nisafu Syaban menjadi salah satu malam yang istimewa bagi umat Islam. Sebab di malam ini diyakini sebagai masanya dikumpulkannya catatan amal perbuatan manusia.

Menurut lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), tanggal 1 Syaban 1444 H jatuh pada Rabu, 22 Februari 2023 M. Sehingga malam Nisafu Syaban jatuh pada Rabu 7 Maret 2023.

Mungkin untuk sebagian pihak, malam Nisafu Syaban tidak dianjurkan untuk dilakukan. Namun sebenarnya terdapat banyak sekali hadist yang menjelaskan tentang keutamaan malam Nisafu Syaban. Akan tetapi, banyak ulama yang menilai hadist tersebut dla’if.

Melansir dari Nu Online, Ibnu Hibban menilai sebagian hadist yang menerangkan tentang malam Nisafu Syaban adalah shahih dan telah ditulisnya dalam karyanya di kitab Shahih Ibnu Hibban.

Al-Imam Al-Qasthalani (wafat 923 H) menjelaskan awal mula adanya peringatan malam Nisafu Syaban dalam kitabnya Al-Mawahib Al-Laduniyah sebagai berikut:

وقد كان التابعون من أهل الشام، كخالد بن معدان، ومكحول يجتهدون ليلة النصف من شعبان فى العبادة، وعنهم أخذ الناس تعظيمها، ويقال: إنه بلغهم فى ذلك آثار إسرائيلية، فلما اشتهر ذلك عنهم اختلف الناس، فمنهم من قبله منهم، وقد أنكر ذلك أكثر العلماء من أهل الحجاز، منهم عطاء، وابن أبى مليكة، ونقله عبد الرحمن بن زيد بن أسلم عن فقهاء أهل المدينة، وهو قول أصحاب مالك وغيرهم، وقالوا: ذلك كله بدعة

Artinya, “Tabi’in tanah Syam seperti Khalid bin Ma’dan dan Makhul, mereka bersungguh-sungguh dalam beribadah pada malam Nisafu Syaban. Nah dari mereka inilah orang-orang kemudian ikut mengagungkan malam Nisafu Syaban. Dikatakan, bahwa telah sampai kepada mereka atsar israiliyat (kabar atau cerita yang bersumber dari ahli kitab, Yahudi dan Nasrani yang telah masuk Islam) tentang hal tersebut. Kemudian ketika perayaan malam Nisafu Syaban viral, orang-orang berbeda pandangan menanggangapinya. Sebagian menerima, dan sebagian lain mengingkarinya. Mereka yang memgingkari adalah mayoritas ulama Hijaz, termasuk dari mereka Atha’ dan Ibnu Abi Malikah. Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari kalangan fuqaha’ Madinah menukil pendapat bahwa perayanan malam Nisafu Syaban seluruhnya adalah bid’ah. Ini juga merupakan pendapat Ashab Maliki dan ulama selainnya.”

Sejarah Malam Nisafu Syaban

Awal mula peringatan malam Nisafu Syaban ini diprakarsai oleh ulama Tabi’in daerah Syam seperti Khalid bin Ma’ad dan Makhul. Sedangkan peringatan yang biasa diamalkan mengikuti pada perbuatan golongan ulama Tabi’in negeri Syam atau sekarang dikenal sebagai negara Suriah.

Akan tetapi, dikutip dari Tebuireng.online, malam Nisfu Syaban sendiri ternyata telah dikenal diantara para Shahabat.

“Dalam pasukan perang bersama Abdullah bin Ja’far ini ada Watsilah bin al- Asqa’. Keluarnya dari tanah Syam yaitu Damaskus ke Dair Abi al-Quds pada malam Nishfu Syaban, saat bulan bertambah cerah. Watsilah berkata; “Saya berada di dekat Abdullah bin Jafar. Ia berkata kepada saya; “Wahai putra al-Asqa’, betapa indah dan cerahnya bulan malam ini.” Saya menjawab, “Wahai sepupu Anak Paman Rasulullah SAW. ini adalah malam Nishfu Syaban, malam yang diberkahi yang agung. Di malam inilah rejeki dan ajal akan dicatat. Di malam ini pula dosa dan kejelekan akan diampuni. Saya ingin beribadah di malam ini.” Saya berkata: “Perjalanan kita di jalan Allah (perang) lebih baik dari pada beribadah di malamnya. Allah Maha Agung pemberiannya”. Andullah bin Ja’far berkata: “Kamu benar.””

Amalan Malam Nisfu Syaban

Betapa pentingnya malam ini, sehingga terdapat amalan-amalan yang dianjurkan dan dapat dilakukan untuk dilakukan pada hari ke-15 Syaban ini. Diantaranya yaitu:

1. Puasa Nisfu Syaban

Dalam kitab Majmu’ Maulid Dhiba’iyah  disebutkan  bahwa lafal niat puasa Nisfu Syaban yakni:

نويت صوم غد يوم نصف شعبان سنة لله تعالى

Artinya: Saya niat puasa Nisfu Syaban sunnag karena Allah ta’ala.

2. Shalat Nisfu Syaban

Shalat sunah Nisfu Syaban (shalat hajat) dilakukan setelah shalat maghrib dengan dua rakaat. Adapun lafal niatnya yaitu:

اُصَلِّىْ سُنَّةَ لَيْلَةِ نِصْفُ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Artinya: Saya shalat sunnah Nisfu Syaban dua rakaat karena Allah Ta’ala.

Rakaat pertama, setelah membaca al-Fatihah kemudian membaca surat al-Kafirun. Pada rakaat kedua, setelah membaca surat al-Fatihah dilanjut dengan surat al-Ikhlas.

3. Membaca surat Yasin 3 kali

Pada bacaan Yasin pertama, ditujukan untuk meminta umur yang panjang dengan sehat jasmani dan rohani, penuh manfaat, serta diridhoi Allah.

Pada bacaan Yasin kedua diniat diniatkan untuk penjagaan dari bala’ dan bencana serta keluasan rizki.

Kemudian bacaan Yasin ketiga diniatkan agar diberi kekayaan hati dan mati dalam keadaan husnul khotimah.

Selanjutnya membaca doa berikut ini dengan penuh keyakinan bahwa doa yang dipanjatkan di malam Nisfu Syaban pasti akan dikabulkan oleh Allah SWT dan tidak akan ditolak.

اَللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَ لا يَمُنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ ياَ ذَا الطَّوْلِ وَ اْلاِنْعَامِ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَ اَمَانَ اْلخَائِفِيْنَ . اَللَّهُمَّ اِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِى عِنْدَكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقِيًّا اَوْ مَحْرُوْمًا اَوْ مَطْرُوْدًا اَوْ مُقْتَرًّا عَلَىَّ فِى الرِّزْقِ فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقَاوَتِي وَ حِرْمَانِي وَ طَرْدِي وَ اِقْتَارَ رِزْقِي وَ اَثْبِتْنِىْ عِنْدَكَ فِي اُمِّ اْلكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَ قَوْلُكَ اْلحَقُّ فِى كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَ يُثْبِتُ وَ عِنْدَهُ اُمُّ اْلكِتَابِ. اِلهِيْ بِالتَّجَلِّى اْلاَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍ وَ يُبْرَمُ اِصْرِفْ عَنِّيْ مِنَ اْلبَلاَءِ مَا اَعْلَمُ وَ مَا لا اَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ اْلغُيُوْبِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ . اَمِيْنَ

Artinya: Ya Allah, Dzat Pemilik anugrah, bukan penerima anugrah. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Wahai dzat yang memiliki kekuasaan dan kenikmatan. Tiada Tuhan selain Engkau, Engkaulah penolong para pengungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi keamanan bagi yang ketakutan. Ya Allah, jika Engkau telah menulis aku di sisiMu di dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit rezeki, maka hapuskanlah, wahai Allah, dengan anugrahMu, dari Ummul Kitab akan celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezeki, dan tetapkanlah aku di sisimu, dalam Ummul Kitab, sebagai orang yang beruntung, luas rezeki dan memperoleh taufik dalam melakukan kebajikan.

Dari keterangan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa peringatan malam Nisafu Syaban mula-mula dilakukan oleh segolongan ulama tabi’in daerah Syam dan belum ada pada zaman Rasulullah maupun Shahabat. (Lingkar Network | Harianmuria.com)

Exit mobile version