Harianmuria.com – Bulan Ramadan terdapat satu peringatan penting dan bersejarah bagi umat muslim, yakni malam Nuzululqur’an. Malam ini menjadi spesial karena Al-Qur’an turun untuk pertama kalinya dalam bentuk wahyu yang diterima oleh Rasulullah SAW.
Penggambaran Nuzululqur’an telah dengan jelas diterangkan dalam QS Al-Baqarah ayat 185 yang berbunyi:
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ
Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).
Mengutip Uinsgd.ac.id, Ibnu ‘Abbas berkata bahwa Al-Quran turun sekaligus di Lauhul Mahfuzh di Baitul Izzah pada malam Lailatulqadar. Di mana pertama kali Allah SWT menurunkan Al-Qur’an berupa surat Al-Alaq ayat 1-5 kepada Rasulullah yang bertepatan pada tanggal 17 Ramadan.
Perihal tanggal tepat turunnya Al-Qur’an sempat menjadi perdebatan, namun mayoritas ulama Indonesia sepakat bahwa Nuzululqur’an jatuh pada hari ke-17 bulan Ramadan.
Tidak mengherankan apabila mala mini sangat disambut gembira oleh umat muslim. Sebab pada peringatan ini diyakini juga sebagai malam Lailatulqadar. Dari Zaid bin Arqam ra berkata, “Aku tidak ragu bahwa malam 17 Ramadan adalah malam turunnya Al-Quran” (HR Ath-Thabrani dan Abu Syaibah).
Malam Nuzululqur’an ini begitu penting dan istimewa karena memiliki enam keutamaan di dalamnya, yaitu:
Satu malam yang lebih baik dari seribu bulan
Malam Lailatulqadar memiliki keistimewaan pahala ibadah yang luar biasa. Bahkan malam ini diperumpamakan lebih baik dari seribu malam.
Hal ini disebutkan dalam kitab Shahihain dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang melakukan qiyam al lail (salat malam) pada malam Lailatulqadar karena iman dan mengharapkan pahala dan rida Allah, maka diampunilah baginya semua dosanya yang terdahulu”.
Malam turunnya Al-Qur’an
Allah SWT mengagungkan bulan Ramadan karena Al-Qur’an diturunkannya pada malam itu. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (QS Al-Qadar ayat 2-3).
Jadi malam penuh kemuliaan
Malaikat Jibril memimpin malaikat lainnya turun ke bumi untuk melimpahkan banyak keberkahan dan rahmat. Para malaikat turun manakala Al-Qur’an dibacakan dan mengelilingi halakah-halakah zikir hingga sayap menaungi orang yang menuntut ilmu dengan benar karena menghormatinya.
سَلَٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (QS Al-Qadr: 4)
Malam penuh keselamatan dan kesejahteraan
Sa’id Ibnu Mansur mengatakan, telah menceritakan kepada kami Isa Ibnu Yunus, telah menceritakan kepada kami Al-A’masy dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: Malam itu (penuh) kesejahteraan” (QS Al-Qadr: 5). Bahwa malam itu penuh keselamatan, setan tidak mampu berbuat keburukan padanya atau melakukan gangguan padanya.
Ditetapkannya ajal hingga rezeki
Malam Nuzululqur’an juga menjadi malam ditakdirkannya semua urusan mulai ajal hingga rezeki. Allah SWT berfirman, “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”(QS Ad-Dukhan: 4). Qatadah dan lainnya mengatakan bahwa yang dimaksud yakni “Semua urusan ditetapkan di dalamnya dan semua ajal serta rezeki ditakdirkan”.
Malaikat salam kepada Ahli Masjid
Allah SWT berfirman, “Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” (QS Al-Qadar : 5). Ayat tersebut lalu dijelaskan kembali oleh Sa’id Ibnu Mansur mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Hisyam, dari Ishaq, dari Asy-Sya’bi sehubungan makna firman-Nya: “Untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” (QS Al-Qadar : 4-5). Makna yang dimaksud ialah salamnya para malaikat di malam Lailatulqadar kepada ahli masjid atau orang-orang di dalam masjid hingga fajar terbit. (Lingkar Network | Harianmuria.com)