PATI, Harianmuria.com – Setelah viralnya video yang berisi pemutusan listrik di lapangan voli Desa Gajahmati, Kecamatan Pati, pada Selasa (30/8) lalu, akhirnya menemui titik terang. Baik pihak warga dengan Pemerintah Desa (Pemdes) Gajahmati kemudian mengadakan audiensi pada Senin (26/9).
Audiendi tersebut tidak hanya dihadiri sejumlah warga Desa Gajahmati, Organisasi Masyarakat (Ormas) Wong Pati Madani, Kepala Desa (Kades) Gajahmati Sri Lestari yang didampingi Kapolsek Pati Kota Iptu Heru Tri Asmoro, Danramil Kecamatan Pati Kota Kapten Inf Suyani, serta Camat Pati Kota Didik Rusdihartono juga turut datang.
Perwakilan warga Desa Gajahmati, Sukis menyampaikan beberapa hal mulai dari pembentukan panitia, perizinan turnamen bola voli yang selesai digelar Selasa (30/8), polemic penguncian kantor Kades sampai Polindes, hingga perkara pemutusan jaringan listrik.
“Hari ini kita audiensi bareng. Dalam artian kita musyawarah bareng untuk mencari, bukan mencari kebenaran, tapi menyelesaikan solusi untuk memajukan desa, pada dasarnya itu,” ungkap Sukis.
Sukis menyayangkan keputusan Kades Gajahmati yang kala itu mengunci gerbang kantor, padahal turnamen voli tengah berlangsung.
Ia juga kecewa lantaran listrik yang digunakan sebagai pencahayaan turnamen harus diputus semena-mena. Pasalnya, dirinya dengan warga setempat sebelumnya telah megngajukan perizinan kepada pihak Kantor Kades untuk menggunakan beberapa fasilitas.
Sementara itu, Kades Gajahmati, Sri Lestari beralasan bahwa penguncian kantor tersebut dilakukan karena menjaga agar tidak ada kerusakan selama turnamen digelar.
“Saya memutuskan untuk mengunci gerbang agar tidak ada kerusakan di dalam kantor saat turnamen berlangsung. Sedangkan untuk listrik, karena izinnya selama turnamen jadi saya mengambil keputusan tersebut,” katanya.
Sri meyakini bahwa keputusan yang diambilnya itu benar dan sesuai dengan kesepaktan warga sebelumnya.
Adapun Camat Kecamatan Pati Kota, Didik Rusdihartono ikut bersuara. Ia menyampaikan bahwa akar dari permasalahan tersebut hanya masalah miss commucication antar kedua belah pihak.
Dirinya juga menyebut akan melakukan pembinaan kepada Kades Gajahmati dan konsolidasi dengan para Pemdes Gajahmati sekaligus warga setempat.
“Meskipun permasalahan tadi memang telah membuat sakit hati warga. Saya berharap kita saling bermaaf-maafan. Monggo kita salin intropeksi, ini demi kebaikan bersama,” terangnya.
Selain itu, warga Gajahmati pun meminta Sri Lestari untuk memberikan klarifikasi sekaligus permintaan maaf kepada media mengenai perkara tersebut.
“Saya di sini tidak mencari kesalahan atau kebenaran dari kedua belah pihak. Saya minta ke depannya kita bisa sama-sama membangun desa kita lebih maju. Dan saya minta maaf kalau selama ini ada kurangnya, saya minta maaf,” tuturnya.
Sri pun meminta kepada warga agar lebih bijak lagi dalam memanfaatkan media sosial yang ada. Yakni terkait menyebarluaskan kabar mengenai perkara kejadian di lapangan voli yang belum terbukti kebenarannya.
“Jangan sedikit-sedikit disebarluaskan ke grup RT dan media sosial yang lain. Kita cari kebenarannya dulu,” lanjutnya.
Audiendi yang berjalan hampir 3 jam itu akhirnya berujung pada sesi saling memaaafkan dan mau untuk meluruskan kesalahpahaman. Dengan ini, permintaan maaf antar Kades dan warga saling disambut baik.
Sukis selaku perwakilan warga juga ikut mengucapkan permohonan maafnya kepada Sri Lestari dan berharap hal semacam ini tidak terulang kembali.
“Bu Kades sudah minta maaf. Kita sudah menerima dan juga teman-teman media yang telah meliput kami ucapkan terima kasih. Kedepan kami kan sendiko dawuh dan mari bersama-sama memajukan Desa Gajahmati ini menjadi Lebih baik lagi kedepannya,” pungkasnya. (Lingkar Network | Harianmuria.com)