PATI, Harianmuria.com – Pajak atau cukai rokok menjadi salah satu penyumbang cukup banyak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pati. Untuk itu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Sutikno ingin penggunaan dana cukai ini dapat memanfaatkan sebaik mungkin untuk kemaslahatan masyarakat Pati.
Salah satu yang menjadi fokus yang diinginkan dalam pengelolaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) ini adalah untuk sektor kesehatan. Menurut Sutikno, besaran DBHCHT di bidang kesehatan saat ini perlu ditingkatkan.
“Harapan kedepan untuk hasil cukai rokok kan baru 11,5 miliar, itu kami harapkan bisa meningkat untuk memenuhi fasilitas kesehatan yang ada kaitannya dengan rokok,” ungkapnya.
Menurut anggota dari fraksi Nasdem ini, sudah sepatutnya Dinas Kesehatan (Dinkes) selaku instansi terkait mendapat jatah anggaran lebih. Mengingat dampak yang luar biasa dari rokok terhadap kesehatan juga amat besar. Kandungan nikotin dan lain sebagainya yang ada didalam rokok inilah yang sangat berbahaya.
Simbiosis mutualisme ini dirasa oleh Sutikno cukup tepat dalam pemberantasan rokok ilegal. Sehingga, apa yang ditimbulkan oleh rokok dapat mendapatkan timbal balik dari dana cukai rokok.
“Makanya kalau rokok ya yang resmi, pajaknya kan kembali lagi ke masyarakat dan bisa digunakan dana bagi cukai, bisa digunakan untuk di bidang kesehatan dan segala macam. Padahal rokok ilegal sangat berbahaya, kita belum tahu kadar nikotinnya berapa. Atau bahkan bisa saja dicampur dengan bahan-bahan lain yang tidak sesuai dengan standard kesehatan,” cetusnya.
Dirinya pun menyadari kebutuhan masyarakat akan rokok memang tak bisa dihindari. Timbal balik di bidang kesehatan inilah yang dirasa olehnya sangat tepat dalam pelayanan pemerintah kepada masyarakat.
“Di masyarakat yang beredar kan banyak rokok ilegal. Mungkin karena rokok yang resmi terlalu mahal, sementara masyarakat membutuhkan rokok,” tegasnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Harianmuria.com)