BLORA, Harianmuria.com – Minimnya gaji para penjaga sekolah di Kabupaten Blora, mendapat sorotan dari anggota Komisi II DPR RI Riyanta. Menurutnya, kesejahteraan penjaga sekolah juga memerlukan perhatian pemerintdah daerah.
Ia mengatakan, Komisi II DPR RI memang mempunyai ruang lingkup tugas salah satunya di bidang aparatur sipil negara (ASN) dan reformasi birokrasi. Menurutnya, persoalan penjaga sekolah merupakan ranah di bidang aparatur sipil negara dan reformasi birokrasi, termasuk juga tentang tenaga honorer.
“Sebenarnya berkaitan dengan tenaga honorer itu termasuk penjaga (sekolah). Lha mestinya sejak awal bupati selaku pejabat pembina kepegawaian daerah harus bisa merespon apa yang menjadi nasib penjaga SD,” ujar Riyanta saat berkunjung di Blora, belum lama ini.
Riyanta mengaku paham betul tentang persoalan yang dialami penjaga sekolah. Ia juga pernah menemukan penjaga sekolah di usia 60 tahun belum diangkat menjadi ASN.
“Jadi oleh karena itu, ini harus menjadi perhatian kepala sekolah, kemudian kepala dinas pendidikan, kemudian disampaikan kepada bupati selaku pejabat pembina kepegawaian daerah,” tegasnya.
Tak hanya menyoroti tentang nasib penjaga sekolah, anggota DPR RI Daerah Pemilihan Jateng III ini juga menegaskan bahwa pihaknya akan merevisi UU tentang ASN.
“Saya ‘kan di Komisi II, intinya semua tenaga honorer itu akan diselesaikan secara kemanusiaan. Soal format pemerintah sudah menyusun polanya seperti apa, tapi intinya tenaga honorer itu tidak diberhentikan, hanya formatnya ini domain pemerintah. Tapi secara prinsip Komisi II kemudian DPR RI sepakat untuk segera merevisi UU tentang ASN,” jelasnya.
Sementara itu, Sugiri salah seorang penjaga sekolah dasar negeri (SDN) 2 Banjarejo mengatakan, gaji yang diterimanya per bulan hanya Rp 350 ribu.
“Ada juga honor yang minim itu Rp 100 ribu, Rp 200 ribu, itu menyedihkan. Kalau untuk makan sehari-hari tidak mencukupi. Padahal kegiatan rutinitas penjaga sekolah itu menyapu halaman, menjaga sekolah, termasuk membersihkan kamar mandi, menyirami tanaman-tanaman, membuka pintu kelas tiap hari, menaikkan bendera,” ujar Sugiri. (Lingkar Network | Hanafi – Koran Lingkar)