PATI, Harianmuria.com – Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati menjadi salah satu desa terdampak banjir yang ditimbulkan fenomena hidrometeorologi pada pekan kedua Maret 2024.
Kondisi geografis Desa Tunggulsari yang berada di pesisir timur Laut Jawa mengakibatkan daerah tersebut berpotensi terdampak kenaikan permukaan air laut atau rob.
Kepala Desa Tunggulsari, Setyo Wahyudi, menyebutkan dampak banjir di desanya menyebabkan 268 rumah warga terendam, dan 858 jiwa terdampak. Namun ia mengungkapkan hingga kini belum ada bantuan yang datang dari Pemerintah Kabupaten Pati meskipun sudah mengajukan bantuan ke camat setempat.
“Belum ada bantuan sama sekali, tetapi saya sudah koordinasi dengan Pak Camat agar bisa dikasih bantuan,” ungkapnya, Selasa, 19 Maret 2024.
Saat ini, pihaknya sangat membutuhkan alat penyedot lumpur dan alat berat untuk memperbaiki wilayah pesisir yang hancur dihantam ombak.
Di sisi lain, anggota Komisi B DPRD Pati Sukarno menyampaikan untuk meminimalisir dampak banjir akibat kenaikan permukaan air laut, masyarakat Desa Tunggulsari dapat meningkatkan pelestarian ekosistem mangrove.
Sukarno, yang juga merupakan aktivis lingkungan, mengatakan bahwa tanaman mangrove dapat mengurangi laju abrasi dan erosi tanah di daerah pantai serta mencegah intrusi air laut ke daratan.
“Kalau banjirnya di wilayah pesisir, selain memang air sungai naik, air laut juga naik. Jadi memang pemerintah desa bersama dengan warga bersama-sama menjaga hutan mangrove,” tuturnya.
Pelestarian hutan mangrove, menurut Sukarno juga dapat dimanfaatkan menjadi tempat wisata yang dampaknya bisa mendongkrak perekonomian masyarakat.
“Selain itu ‘kan bisa untuk wisata. Potensi wisata dan kuliner seafood bisa dikelola kalau dikembangkan dengan baik,” tandasnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Harianmuria.com)