BLORA, Harianmuria.com – Setelah erupsi Oro-Oro Kesongo memakan korban, mulai Kamis (13/4) bekas objek wisata Blora itu akhirnya ditutup oleh kepolisian setempat.
Kapolsek Jati Iptu. Subardi mengatakan bahwa pihaknya melarang masyarakat mendekati kawasan Oro-Oro Kesongo.
“Kesongo ditutup untuk umum, sampai batas waktu yang belum ditentukan,” ucap Subardi.
Tindakan tegas itu dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari bahaya erupsi Kesongo yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
“Tidak ada yang tahu kapan Kesongo akan meletus. Dan tidak ada yang bisa bisa menjamin keselamatan pengunjung, karena tempat ini bukan objek wisata,” tegasnya.
Pihaknya resmi menutup kawasan ini bersama Babinsa, Bhabinkamtibmas dan Wakil Danramil.
“Jika masih ada yang nekat, resiko ditanggung penumpang,” pungkasnya.
Sebelumnya, juru kunci Oro-Oro Kesongo Saliyo mengungkapkan bahwa Kesongo bukan merupakan objek wisata yang bisa sembarangan dikunjungi oleh masyarakat umum.
“Di sini tidak bisa digunakan untuk bermain-main,” ujar Saliyo, Rabu (12/4).
Saliyo mengatakan, tidak ada tanda-tanda khusus ketika Oro-Oro Kesongo akan menyemburkan lumpur panas (kurdo). Mengingat Kesongo meletus tanpa bisa diprediksi, sehingga masyarakat diimbau untuk selalu waspada.
“Kalau saya merasakan seperti ada suara desisan, seperti nafas ular,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu warga setempat, Lasmi yang membuka usaha warung makan di sekitar Oro-Oro Kesongo mengungkapkan bahwa dirinya selalu menyalakan bediang (tungku kayu, red) untuk mengetahui tanda-tanda semburan.
“Jika bediang mati, tandanya ada gas beracun yang menyebar,” tuturnya.
Kendati begitu, dirinya mengaku tetap was-was jika sewaktu-waktu Kesongo meletus seperti yang terjadi beberapa saat lalu.
“Namanya manusia tetap waspada. Tapi mau bagaimana lagi,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hanafi – Harianmuria.com)