REMBANG, Harianmuria.com – Setelah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kini ratusan hewan ternak sapi di Kabupaten Rembang terjangkit wabah penyakit lain, yakni Lumpy Skin Disease (LSD).
LSD merupakan penyakit kulit yang disebabkan virus dengan ditandai kulit sapi bentol-bentol. Dari data Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Rembang, sudah ada 553 sapi yang terjangkit penyakit LSD. Dari 553 kasus tersebut, 1 ekor sapi dinyatakan mati dan 1 ekor sembuh. Sehingga menyisakan 551 kasus LSD.
Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dan Kesehatan Hewan Dintanpan Kabupaten Rembang, Lulu’ Rofiana menyebutkan serangan LSD telah menyebar di 9 kecamatan, meliputi Kecamatan Bulu, Kaliori, Kragan, Rembang, Sarang, Sedan, Sulang, Sumber dan Kecamatan Lasem.
Sapi yang terjangkit LSD di daerah Rembang bagian timur termasuk cukup banyak. Untuk sementara, kasus tertinggi berada di Kecamatan Sedan dengan 160 kasus, di Kecamatan Sumber 102 kasus, dan di Kecamatan Kaliori 95 kasus.
“Gejalanya sapi mengalami demam, kemudian muncul kayak cacar, jadi kulit sapi bentol-bentol. Gejala memang banyak macamnya. Kalau bicara Jawa Tengah, kasus ini sudah merata, “ tuturnya, Senin (27/2).
Sedangkan cara penularan LSD, dirinya menerangkan umumnya disebabkan dari kotoran ternak sapi, kontak langsung di dalam kandang, vektor nyamuk, maupun kontaminasi langsung peralatan jarum suntik. Untuk pencegahannya, beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah melakukan sosialisasi Komunikasi Informasi Edukasi Keamanan Pangan (KIE).
“Beberapa upaya yang kita lakukan seperti melakukan sosialisasi KIE melalui medsos dan grup WhatsApp yang ada. Kemudian kita juga menggandeng PPL untuk melakukan KIE kepada kelompok tani atau desa, “ katanya.
Terkait vaksinasi LSD, Dintanpan Rembang telah mendapat sebanyak 400 dosis dari pemerintah pusat. Hingga saat ini sudah ada kurang lebih ada 300an dosis yang sudah disuntikan. Pihaknya pun mengimbau agar masyarakat dapat melapor kepada petugas terkait apabila ditemukan gejala LSD pada ternak untuk segera mendapat penanganan.
“Penanggulangan yang bisa kita lakukan yang pertama adalah vaksinasi yang paling penting. Kemudian jika terjadi LSD kita harus karantina sapi tersebut untuk mencegah penyebaran ke ternak yang lain,” pungkasnya. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Harianmuria.com)