KENDAL, Harianmuria.com – Setelah dua tahun terbengkalai tanpa aktivitas kapal, Pelabuhan Kendal akhirnya akan kembali beroperasi. Dijadwalkan mulai Juli 2025, kapal penyeberangan KMP Shalem siap melayani rute Kendal – Kumai, menggantikan KMP Kalibodri yang telah dipindahkan ke Kupang.
Kondisi pendangkalan yang parah menjadi penyebab utama mangkraknya pelabuhan. Wakil Bupati Kendal Benny Karnadi menyebutkan bahwa tidak adanya kapal bersandar disebabkan oleh dangkalnya kolam pelabuhan, sehingga kapal tak bisa merapat dengan aman.
“Hampir dua tahun pelabuhan ini mandek. Pendangkalan sangat luar biasa sehingga kapal tidak bisa mendarat,” ujar Benny saat meninjau lokasi, Sabtu, 20 Juni 2025.
Kini, proses penyapuan lumpur dan pasir dasar kolam pelabuhan sedang berlangsung menggunakan dua alat berat, untuk mengembalikan kedalaman yang cukup bagi kapal bersandar dan beroperasi dengan aman.
“Insyaallah bulan ini penyapuan lumpurnya selesai. Kami harap pada Juli kapal KMP Shalem sudah bisa mulai operasi. Yang penting kapal bisa merapat dan tidak kandas,” ungkap Benny.
Menariknya, seluruh biaya perawatan dan pengerukan kolam pelabuhan tidak menggunakan APBD, melainkan sepenuhnya dibiayai oleh pihak swasta. “Kita bekerja sama dengan pihak swasta. Tidak ada dana dari Pemkab yang dikeluarkan untuk penyapuan. Ini sinergi yang bagus,” tegas Wabup.
Pengoperasian kembali pelabuhan ini juga merupakan bagian dari program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Kendal, yang kini berhasil direalisasikan. “Alhamdulillah ini salah satu program 100 hari kami yang sudah tercapai. Tinggal kita lanjutkan program-program berikutnya,” pungkas Benny.
KMP Shalem akan menjadi kapal pengganti KMP Kalibodri yang sebelumnya melayani rute Kendal – Kumai. Kepala Dinas Perhubungan Kendal, Mohammad Eko, mengungkapkan bahwa pihaknya telah bersurat ke Kementerian Perhubungan sejak awal 2025 dan akhirnya mendapatkan pengganti.
“KMP Shalem sudah siap. Kalau perawatan kolam rampung akhir Juni, maka kapal bisa langsung masuk dan beroperasi pada Juli,” jelas Eko.
Dengan aktifnya kembali rute Kendal – Kumai, diharapkan Pelabuhan Kendal bisa menjadi salah satu simpul penting penyeberangan Jawa – Kalimantan, sekaligus mempermudah mobilitas masyarakat Kendal dan sekitarnya.
“Semoga pelabuhan hidup kembali dan lebih memudahkan masyarakat dalam penyeberangan,” tutup Eko.
(ARVIAN MAULANA – Harianmuria.com)