PATI, Harianmuria.com – Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3AKB) Kabupaten Pati mengungkapkan kendala yang menyebabkan rendahnya minat pendaftar di Sekolah Rakyat. Meski menawarkan fasilitas gratis dan asrama, banyak calon siswa batal mendaftar karena alasan usia dan stigma lokasi.
Menurut Kepala Bidang Pemberdayaan, Perlindungan dan Jaminan Sosial (PPJS) Dinsos P3AKB Pati, Tri Hayumi, sejumlah calon siswa yang sebelumnya telah mendaftar akhirnya mengundurkan diri. Salah satu alasannya adalah karena usia mereka yang melebihi batas maksimal jenjang pendidikan yang tersedia di Sekolah Rakyat.
“Beberapa anak sudah masuk dalam Surat Keputusan (SK), tapi kemudian mundur. Setelah tes kesehatan dan keluar SK dari Pak Bupati, ada yang usianya sudah di atas 13 tahun, jadi tidak sesuai syarat usia,” ungkapnya.
Tak hanya faktor usia, sejumlah wali murid juga memilih menyekolahkan anak ke lembaga pendidikan berbasis keagamaan. Sebagian lainnya ragu mendaftarkan anak ke Sekolah Rakyat karena lokasinya berada di kompleks Sentra Margo Laras, yang selama ini dikenal sebagai tempat rehabilitasi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
“Mereka sempat ragu karena dikira sekolah ODGJ. Padahal anak-anak ODGJ sudah dipulangkan dan tempatnya terpisah. Ada tiga calon siswa yang mengundurkan diri karena alasan ini,” jelas Tri.
Dinsos P3AKB menekankan bahwa Sekolah Rakyat memberikan banyak manfaat. Peserta didik mendapat fasilitas lengkap seperti asrama, seragam gratis, hingga bebas biaya pendidikan. Untuk meningkatkan partisipasi, Dinsos kini gencar melakukan pendekatan langsung kepada keluarga calon siswa.
“Kami lakukan sosialisasi dari rumah ke rumah. Anak-anak kami datangi dan beri penjelasan. Sekolah ini ditampung di asrama, semua gratis, tidak ada biaya apa pun,” pungkasnya.
(SETYO NUGROHO – Harianmuria.com)