GROBOGAN, Harianmuria.com – Kabupaten Grobogan kini memiliki fasilitas kesehatan (faskes) baru berskala besar. Rumah Sakit Permata Utama, yang dibangun di atas lahan seluas lebih dari dua hektare, diresmikan pada Selasa (20/5/2025).
Peresmian ini menjawab kebutuhan mendesak akan layanan kesehatan modern dan memadai di Grobogan, terutama pasca-penerapan regulasi Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) yang berdampak signifikan pada kapasitas rumah sakit lama.
“Implementasi KRIS menuntut kami untuk berbenah. Banyak pasien yang tidak mendapat tempat tidur karena keterbatasan kapasitas. Maka kami membangun RS Permata Utama agar masyarakat tidak perlu lagi dirujuk ke luar kota,” jelas dr Utomo DS, pendiri dan Direktur RS Permata Utama.
Rumah sakit ini dibangun di atas lahan seluas 22.186 meter persegi, di Jl. Raya Purwodadi–Semarang Km 5, Desa Pulorejo, dengan luas bangunan mencapai 9.966 meter persegi. Kapasitas awalnya 185 tempat tidur, dan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan di masa depan.
“Pembangunan berlangsung 1,5 tahun sejak akhir 2023. Ini adalah hasil gotong royong banyak pihak, termasuk dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Grobogan,” ujar Utomo.
RS Permata Utama dibangun dengan standar di atas ketentuan KRIS. Jika peraturan mengizinkan 4 pasien per kamar, rumah sakit ini hanya memiliki tiga kamar untuk tiga pasien, selebihnya dua pasien per kamar demi kenyamanan maksimal.
RS ini juga dilengkapi fasilitas penunjang medis canggih, antara lain CT Scan 64 slide, Magnetic Resonance Imaging (MRI), Angiografi, C-Arm, dan layanan Hemodialisa.
Namun menurut Utomo, keunggulan utama RS Permata Utama terletak pada sumber daya manusianya.
“Kami menyiapkan tenaga medis dan non-medis yang tidak hanya terampil, tetapi juga memiliki empati, dedikasi, dan integritas dalam pelayanan. Ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga tulus hati dalam melayani,” tegasnya.
Acara peresmian dihadiri Wakil Bupati Grobogan Sugeng Prasetyo, mantan Bupati Grobogan Sri Sumarni, Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto, serta unsur Forkopimda, pejabat dinas kesehatan, dan organisasi masyarakat seperti NU dan Muhammadiyah.
Meski telah diresmikan, Utomo menjelaskan bahwa layanan kepada masyarakat belum bisa langsung dimulai. Rumah sakit masih menunggu izin operasional yang sedang dalam tahap akhir.
“Kami mohon pengertian masyarakat. Mudah-mudahan dalam waktu dekat semua proses selesai, dan kami bisa mulai melayani dengan penuh semangat,” katanya.
Keberadaan RS Permata Utama diharapkan menjadi solusi jangka panjang pelayanan kesehatan di Grobogan, dan menekan rujukan ke luar daerah. Rumah sakit ini juga diharapkan dapat bersinergi erat dengan klinik, puskesmas, dan RS lain di wilayah setempat.
Wakil Bupati menyambut baik kehadiran rumah sakit ini dan berharap RS Permata Utama menjadi mitra strategis pemerintah dalam meningkatkan indeks kesehatan daerah.
“Ini langkah besar. Dengan kapasitas dan fasilitas seperti ini, Grobogan selangkah lebih maju dalam pelayanan kesehatan,” ujarnya.
Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menyoroti aspek kesehatan di Grobogan. Ia menyebutkan bahwa peserta JKN di Grobogan turun dari 99 persen menjadi 65 persen. “Ini PR besar untuk Pemkab Grobogan dan juga saya sebagai DPR RI,” tuturnya
Edy prihatin atas kondisi ini, karena ada 35 persen masyarakat Grobogan yang tidak memiliki jaminan sosial kesehatan, sehingga harus membayar sendiri saat sakit.
“Ini menjadi perhatian penting, karena pemerintah punya kewajiban agar presentase pesertanya 100%,” ujar legislator dari Dapil Jawa Tengah III itu.
Dalam kesempatan ini, Edy mengapresiasi RS Permata Utama. Setelah meninjau fasilitas kesehatan, ia menilai fasilitas RS Permata Utama sudah sesuai standar.
“Tadi sudah saya cek, biasanya kan ada empat tempat tidur satu ruangan, di sini berani hanya dua, berarti ada perbaikan kelas rawat inap standar,” jelasnya.
(AHMAD ABROR – Harianmuria.com)