KAB. SEMARANG, Harianmuria.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang mendesak revitalisasi Benteng Pendem Ambarawa segera rampung.
Bupati Semarang Ngesti Nugraha berharap, setelah revitalisasi benteng yang memiliki nama lain atau Fort Willem I di Desa Ledoyong, Kecamatan Ambarawa itu rampung bisa dimanfaatkan untuk pembangunan di Semarang.
“Benteng Pendem Ambarawa ini berdiri di atas lahan Kodam IV/Diponegoro dan proses revitalisasinya ini dibiayai oleh anggaran langsung dari Kementerian PUPR senilai Rp 153 miliar,” ungkapnya, Senin (20/1).
Sementara dari pantauan Lingkar dari Jalan Lingkar Ambarawa (JLA), bangunan berwarna cokelat yang estetik ala bangunan kolonial Belanda mulai nampak di kawasan Benteng Pendem berada.
Bangunannya pun tampak lebih bersih dan asri, serta berdiri kokoh. Tampak juga seperti lorong gerbang yang kental dengan nuansa bangunan ala Eropa zaman dulu.
Meskipun nampak lebih terawat, proses revitalisasi Benteng Pendem terus dilakukan.
“Untuk itu, kami harap proses pembangunan revitalisasi di Benteng Pendem Ambarawa ini segera selesai dengan kondusif dan lancar. Karena tentu akan sangat bermanfaat, baik itu untuk masyarakat dan Kabupaten Semarang sendiri,” imbuhnya.
Disebutkannya bahwa manfaat Benteng Pendem Ambarawa ini bermacam-macam. Mulai dari membuka lapangan pekerjaan untuk warga, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), hingga memajukan UMKM setempat.
“Selain bisa membuka lapangan pekerjaan untuk warga Kabupaten Semarang, dengan nanti selesainya revitalisasi Benteng Pendem ini juga bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta memajukan UMKM di wilayah Kabupaten Semarang, karena semuanya bergerak. Tapi yang paling penting, dengan nanti selesainya revitalisasi Benteng Pendem ini bisa jadi destinasi wisata besar yang ada di Kabupaten Semarang,” kata Bupati Semarang itu.
“Tapi yang paling penting, dengan nanti selesainya revitalisasi Benteng Pendem ini bisa jadi destinasi wisata besar yang ada di Kabupaten Semarang,” tegas dia.
Jika sudah rampung revitalisasi, pengelolaan Benteng Pendem juga akan diserahkan ke Kodam IV/Diponegoro dari Kementerian PUPR. Pemkab juga akan berkoordinasi dengan Kodam IV/Diponegoro terkait pengelolaan lebih jauh.
“Pemkab Semarang akan turut ikut kerjasama dalam pengelolaan bangunan Benteng Pendem ini, sebagaimana kita tahu, Benteng Pendem Ambarawa ini adalah salah satu bangunan bersejarah di era kolonial Belanda saat itu,” beber Ngesti.
Di sisi lain, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Semarang, Tri Subekso menambahkan bahwa pengerjaan revitalisasi di Benteng Fort Willem I itu merupakan pengerjaan revitalisasi tahap pertama.
“Pengerjaannya meliputi rehabilitasi reruntuhan bangunan, pekerjaan perbaikan tanah, perbaikan drainase, pembangunan jalan melalui akses baru, serta pembangunan lahan parkir,” bebernya.
Artinya, lanjut Tri Subekso, pembangunan revitalisasi Benteng Pendem Ambarawa di tahap pertama akan mengembalikan bentuk autentik bangunan dari Benteng Fort Willem I itu.
“Pembangunan tahap satu di Benteng Pendem ini karena memang saat itu bangunannya sudah terbilang rusak, sehingga sangat diperlukan penanganan khusus pada bangunan bersejarah ini. Ini harus dilakukan, supaya bangunan Benteng Pendem ini bisa kembali berdiri kokoh, dan bisa menjamin keselamatan wisatawan nantinya,” paparnya.
Tri Subekso menyatakan, bahwa revitalisasi Benteng Fort Willem I ini dikerjakan sesuai dengan kaidah pelestarian cagar budaya yang sudah ada.
“Jadi, tidak hanya mengembalikan dari sisi visual saja. Namun juga kami menyelamatkan bangunan yang sudah rusak itu. Sehingga, memang sebelum dilakukan revitalisasi ini, ada kajian dulu mengenai struktur bangunan Benteng Pendem ini, serta ke depannya kami ingin membuatnya bisa tahan lama dari segi bangunannya,” jelas Tri Subekso.
Pihaknya kembali menjelaskan, bahwa bangunan Benteng Pendem ini dulunya memiliki bentuk asli yaitu plester, artinya bukan berbentuk bata yang selama ini terlihat dari bangunan tersebut.
“Lalu, plester dinding ini memudar seiring berjalannya waktu selama ratusan tahun lamanya. Kalau di total, di seluruh bangunan Benteng Pendem ini ada sekitar 30 macam bangunan. Setiap bangunannya mengalami kerusakan yang berbeda-beda, sehingga harus ditangani dengan penanganan yang berbeda-beda pula,” ungkap dia.
Adapun pengerjaan revitalisasi ini, salah satunya yakni dilakukan penutupan dinding bangunan yang terkelupas dengan formula yang sudah direkomendasikan.
“Jadi bangunan akan di plester lagi, kami coba kembalikan saat awal Benteng Fort Willem I ini berdiri dulunya, yakni dengan di plester. Bahannya pun menggunakan bahan khusus, sehingga hasilnya nanti bisa menyerupai aslinya dulu dan tidak akan ada anggapan bangunan ulang,” tukasnya.(Hesty Imaniar | Harianmuria.com)