BLORA, Harianmuria.com – Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) tahap satu di Kabupaten Blora kini telah mencapai akhir masa perkuliahan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) perangkat desa di seluruh Blora.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Blora, Yayuk Windarti, menjelaskan bahwa 260 mahasiswa mengikuti program RPL ini, yang semuanya adalah perangkat desa di Kabupaten Blora.
“Saat ini sudah memasuki semester 4, para mahasiswa sedang menjalani tugas akhir sebagai persyaratan untuk lulus,” ujar Yayuk, Rabu, 28 Mei 2025.
Program ini diharapkan dapat membekali para perangkat desa dengan ilmu dan pola pikir baru, sehingga mereka mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Uniknya, tugas akhir mahasiswa RPL ini bukan berupa skripsi biasa, melainkan kajian langsung terhadap permasalahan nyata di desa masing-masing dan kemudian merumuskan solusinya.
“Dari 260 mahasiswa, akan muncul 260 permasalahan desa yang dikaji. Ini luar biasa untuk pembangunan berbasis data dan kebutuhan riil,” jelas Yayuk.
Yayuk mengakui bahwa selama ini, pemetaan masalah desa masih berdasarkan asumsi dan perkiraan. Program RPL diharapkan bisa mengubah hal itu dengan menghadirkan data ilmiah berbasis kajian langsung.
“Selama ini kita hanya mengira-ngira. Harusnya ada kajian. Nah, ini adalah kajian kecil yang bisa diambil ilmunya,” ucapnya.
Langkah berikutnya, Dinas PMD akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program RPL. Tujuannya adalah memastikan bahwa hasil pembelajaran dan tugas akhir dapat memberikan dampak langsung di tengah masyarakat.
“Dari evaluasi nanti, kita bisa tahu mana yang perlu diperbaiki untuk langkah ke depan,” tutup Yayuk.
(EKO WICAKSONO – Harianmuria.com)