Selasa, Juli 15, 2025
  • Box Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Kerjasama & Iklan
  • Disclaimer
  • Home
  • Nasional
    • Jabodetabek
    • Jawa Barat
    • DIY
    • Jawa Timur
  • Seputar Jateng
    • Pati
    • Kudus
    • Jepara
    • Rembang
    • Demak
    • Semarang
    • Blora
    • Grobogan
    • Kendal
  • Artikel
    • Kesehatan
    • Lifestyle
    • Parenting
    • Tips
    • Travelling
    • Silabus & RPP
    • Opini
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Pendidikan
  • HMTV
  • Box Redaksi
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
    • Jabodetabek
    • Jawa Barat
    • DIY
    • Jawa Timur
  • Seputar Jateng
    • Pati
    • Kudus
    • Jepara
    • Rembang
    • Demak
    • Semarang
    • Blora
    • Grobogan
    • Kendal
  • Artikel
    • Kesehatan
    • Lifestyle
    • Parenting
    • Tips
    • Travelling
    • Silabus & RPP
    • Opini
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Pendidikan
  • HMTV
  • Box Redaksi
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home News

PMK Mewabah, Harga Sapi di Pati Turun Drastis

by Ika Tamara
7 Januari 2025
in News, Pati, Seputar Jateng, Viral
0 0
PMK di Pati Merebak

Sejumlah sapi dijual di Pasar Wage, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Selasa (7/1/2025).

726
VIEWS
Share on FacebookShare on WatsApp

PATI, Harianmuria.com – Harga sapi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah mengalami penurunan drastis di tengah mewabahnya virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati per tanggal 7 Desember 2025, jumlah sapi yang terkena PMK sebanyak 889 ekor. Dari jumlah tersebut, 562 ekor di antaranya masih sakit, 25 ekor sembuh, 194 ekor dilakukan pemotongan paksa, dan 108 ekor mati.

Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dispertan Kabupaten Pati Andi Hirawadi menyampaikan bahwa merebaknya kasus PMK berpengaruh terhadap harga sapi saat ini.

“Harga bobot hidup ya sekitar Rp 42 juta – Rp 45 juta, bobot hidup. Sekarang itu ono seng biasane (ada yang bisanya) laku Rp 20 juta, laku hanya Rp 15 juta. Banyak (penurunannya, red),” ucap Andi di Pati, Selasa (7/1/2025).

Andi Hirawadi juga menyampaikan bahwa saat ini peternak memang dilarang membeli sapi lagi untuk dipelihara. Upaya itu dilakukan agar sapi yang ada di kandang tidak terkontaminasi virus PMK. Mengingat sapi yang baru dibeli dapat membawa virus PMK.

“Kita sudah membuat surat edaran kepada camat yang berisi tentang larangan mendatangkan ternak baru karena takutnya membawa penyakit. Memberikan informasi kepada perangkat/kepala desa,” tuturnya.

Selain memberikan surat edaran kepada camat, pihaknya juga telah memberikan edukasi kepada Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) terkait upaya penanggulangan PMK supaya disampaikan ke masyarakat.

“Kemarin 80 orang dari beberapa Polsek, kita beri edukasi kepada mereka biar disampaikan kepada masyarakat. Yang intinya menjaga kebersihan kandang, jangan mendatangkan ternak baru, terus kalau sakit lapor ke petugas,” sebutnya.

Sementara itu, Yayo (42) salah satu penjual sapi yang ada di Pasar Wage, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati mengatakan bahwa harga sapi berukuran besar saat ini berkisar antara Rp 25 juta sampai Rp 30 juta per ekornya. Baik itu jenis sapi lokal, limosin, ataupun simental.

“Jenis pegon, metal, limosin, bobot besar harga sampai Rp 25 juta sampai Rp 30 juta disesuaikan bobot. Semua sama. Limosin juga, sama kalau yang besar,” ucapnya saat ditemui di Pati, Selasa (7/1/2025).

Harga tersebut, kata dia, berbeda dengan sapi berukuran besar yang sudah terkena PMK. Beberapa hari yang lalu, dirinya bahkan membeli sapi berukuran besar yang sudah terjangkit virus PMK dengan harga hanya berkisar Rp 8 juta – Rp10 juta per ekornya.

“Kadang harga laku Rp 25 juta. Tapi kalau turun hanya laku Rp 10 juta sampai  Rp 8 juta,” jelasnya.

Ia mengaku untuk memenuhi kebutuhan daging konsumsi di pasaran, dirinya hanya membeli sapi sebanyak 1-2 ekor saja. Itupun langsung dipotong pada malam harinya ketika mendapatkan sapi pada siang hari.

“Di rumah tidak berani nyetok, tidak berani saat ini. Soalnya potongannya belum pasti. Tidak ada, sudah saya jual semua. Kalau kena turun banyak. Jadi ketika dapat satu, dua langsung dipotong, tidak risiko,” ujarnya saat ditemui di sela memasarkan hewan ternak di Pasar Wage, Margorejo, Pati, Selasa (7/1).

Menurut Yayo, seluruh peternak sapi di Kabupaten Pati melakukan hal sama seperti yang dilakukannya. Bahkan, di kabupaten tetangga juga tidak ada lagi peternak yang memelihara sapi di kandangnya.

“Musim seperti ini biasanya 3-5 bulan, ini sudah tidak ada barangnya, di kampung habis. Saya kemarin di Blora, Todanan juga tidak ada barang, besar atau kecil. Orang desa ‘kan juga mikir, kalau memelihara dari kecil sampai besar harganya kalau turun hanya sekian,” jelasnya. (SETYO NUGROHO – Harianmuria.com)

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari harianmuria.com
Tags: Info Patijawa tengahpatiPMKTERNAK

Related Posts

News

14 Desa di Demak Dapat Insentif Rp150 Juta, Dinilai Transparan dan Akuntabel

14 Juli 2025
News

Sidang Korupsi Mbak Ita: Iswar Beberkan Potongan TPP dan Dana untuk Alwin Basri

14 Juli 2025
News

Cegah Narkoba Sejak Dini, Polres Jepara Masifkan Edukasi di Sekolah Saat MPLS

14 Juli 2025
News

Christian Bagoes Raih Gelar Doktor Hukum, CBP Legal Siap Perluas Edukasi Masyarakat

14 Juli 2025
Load More
Next Post

Penetapan Bupati Terpilih di Jepara Hanya Akan Dihadiri 100 Orang

BERITA UTAMA

Highlight

Rembang Siapkan Bendungan Randugunting Blora sebagai Sumber Air Baku

by Basuki
26 Mei 2025
0

Pemkab Rembang berencana memanfaatkan Bendungan Randugunting sebagai sumber air baku untuk mendukung kebutuhan air bersih dan irigasi jangka panjang di...

Dampak Efisiensi Anggaran, BKN Terapkan Dua Hari Kerja di Luar Kantor

5 Februari 2025

80 Persen Warga Jateng Ditargetkan Terima Layanan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

5 Februari 2025

Inspektorat Kudus Telusuri Dugaan Lelang Fiktif dan Penyelewengan Retribusi di Terminal Colo

5 Februari 2025

Prabowo Izinkan Pengecer Jual Elpiji 3 Kg Lagi, tapi Ada Syaratnya

4 Februari 2025

Trending Bulan Ini

  • Rumah Duka RST dr Asmir Salatiga Hadir dengan Layanan Inklusif 24 Jam untuk Semua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Salah, Begini Cara Bedakan Kartu Keluarga Asli dan Salinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 10 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Rembang yang Paling Banyak Digemari

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Wartawan Resmi Maju Berebut Kursi Ketua PWI Blora 2025–2028

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PWI Blora Pilih Ketua Baru di Konferkab 26 Juli, 9 Kandidat Siap Bertarung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PPL-KKL UIN Sunan Kudus di BLA Semarang, Dorong Literasi dan Output Riset Nyata

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 580 Personel Gabungan Blora Amankan Pengesahan Warga Baru PSHT Cepu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wisata 16 Pantai di Jepara yang Menarik Untuk Dikunjungi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Patung Arjuna Wiwaha Cepu Ambrol, Warga Khawatir Bahaya Runtuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Adalah media online yang menayangkan berita terbaru di Jawa Tengah. Berita yang kami sajikan padat, terpercaya, dan mencakup informasi terkini di wilayah Karesidenan Pati.

© 2024 Harian Muria - PT. MEDIATAMA ANUGRAH PERS

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • News
  • Seputar Jateng
  • Artikel
  • Kajian Islam
  • Majalah Digital
  • HMTV
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Box Redaksi
  • Kerjasama & Iklan

© 2024 Harian Muria - PT. MEDIATAMA ANUGRAH PERS

Exit mobile version