KUDUS, Harianmuria.com – Badan Pusat Statistika (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi di wilayah ini dari bulan ke bulan (month-to-month) sebesar -0,23% pada Juni 2024.
Kepala BPS Kabupaten Kudus, Eko Suharto dalam agenda press release inflasi Kudus Juni 2024 yang diadakan di Aula BPS Kabupaten Kudus pada Selasa, 2 Juli 2024 mengungkapkan bahwa inflasi ini dipengaruhi lima komoditas.
Lima komoditas yang paling berkontribusi terhadap inflasi bulan Juni adalah cabai rawit (0,02%), sigaret kretek mesin (SKM) (0,01%), sigaret kretek tangan (SKT) (0,01%), kentang (0,01%), dan emas perhiasan (0,01%). Sebaliknya, lima komoditas utama yang memberikan andil terbesar pada deflasi ini adalah bawang merah (-16%), telur ayam ras (-0,04%), daging ayam ras (-0,03%), tomat (-0,03%), dan jeruk (-0,02%).
“Inflasi bulanan yang dicatat BPS, pihaknya melaporkan lima komoditas yang cukup berpengaruh. Di antaranya cabai rawit, sigaret kretek mesin (SKM), sigaret kretek tangan (SKT), kentang, dan emas. Dalam beberapa bulan terakhir, harga emas terus naik. Kudus bukan kota penghasil, tetapi sebagai pemasok barang dari luar daerah, sehingga perlu difasilitasi supaya ketersediaan stok selalu ada. Upaya pemda, bisa memfasilitasi pedagang di Kudus dan luar supaya barang tercukupi, sehingga bisa mengendalikan inflasi,” jelasnya.
Eko juga menekankan bahwa meskipun Kudus bukan kota penghasil beberapa komoditas tersebut, peran sebagai pemasok dari luar daerah memerlukan upaya ekstra untuk menjaga stok barang. Hal ini dianggap penting untuk memastikan agar inflasi tetap terkendali dan tidak mempengaruhi stabilitas harga di pasar lokal.
Asisten 2 Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekda Kabupaten Kudus, Jatmiko Muhardi Setyanto turut memberikan pandangannya dalam kesempatan tersebut.
“Selama ketersediaan pokok ada, inflasi aman. Tetap menyuplai kebutuhan, karena Kudus bukan penghasil, sebisa mungkin menjaga agar barang di pasar ada dan ketersediaannya cukup, dengan begitu inflasi akan terkendali,” ungkap Jatmiko.
Dari data yang disampaikan, terlihat bahwa pemerintah daerah dan BPS Kabupaten Kudus terus berupaya untuk mengontrol inflasi melalui berbagai cara, termasuk memastikan pasokan barang-barang penting tetap tersedia. Kenaikan harga emas dan komoditas lainnya menjadi perhatian utama yang perlu diatasi untuk menjaga kestabilan ekonomi daerah.
Agenda press release ini menjadi langkah penting dalam menginformasikan kepada publik mengenai kondisi inflasi di Kudus serta upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mengendalikannya. Dengan begitu, masyarakat dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi harga-harga komoditas dan bagaimana pemerintah berusaha menjaga kestabilan ekonomi di tengah tantangan yang ada.(Lingkar Network | Mohammad Fathur Rohman – Harianmuria.com)