PEKALONGAN, Harianmuria.com – Suasana hangat penuh kebersamaan mewarnai peringatan Tahun Baru Islam 1447 Hijriah yang digelar di Desa Kemplong, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Rabu sore, 2 Juli 2025. Sebanyak 58 hafiz Al-Qur’an dan anak-anak yatim dari MTs 45 Wiradesa ikut dalam kegiatan ini.
Acara digagas oleh Failasuf, tokoh masyarakat sekaligus perajin batik setempat, sebagai bentuk perhatian dan kepedulian terhadap anak-anak penghafal Al-Qur’an serta anak-anak yatim piatu.
“Bulan Muharram, khususnya hari Asyura, adalah momentum penting untuk menumbuhkan semangat kebaikan dan kepedulian,” ujar Failasuf.
Acara dirangkai dengan menyantap bubur suro, hidangan khas Muharram yang sarat makna spiritual. Bubur ini disajikan sebagai simbol doa, keberkahan, dan kebersamaan, serta menjadi penanda penting dalam menyambut tahun baru Hijriah.
“Kami ingin anak-anak merasa diperhatikan dan dimotivasi. Bubur suro bukan hanya tradisi, tapi juga lambang kasih sayang dan harapan,” kata Failasuf.
Para peserta yang terdiri dari santri kelas 7 hingga 9 dengan hafalan Juz 26 sampai 30, tampak antusias mengikuti kegiatan. Tak hanya hafiz, acara ini juga menyasar anak yatim dan siswa berprestasi dari lingkungan sekitar.
Menurut Failasuf, pemilihan bulan Muharram, khususnya hari Asyura, bukan tanpa alasan. Selain menandai tahun baru Islam, bulan ini juga merupakan momentum penting untuk menanamkan nilai-nilai kepedulian, semangat belajar, dan harapan masa depan bagi generasi muda.
“Kami ingin anak-anak memahami bahwa 1 Muharram bukan sekadar pergantian tahun, tapi saat yang tepat untuk membangun semangat baru, semangat meraih cita-cita,” tambahnya.
Salah satu peserta, Shilma, mengungkapkan rasa bahagianya mengikuti acara tersebut. “Acaranya seru, makanannya enak, dan kami merasa diperhatikan,” ujarnya.
Hal serupa disampaikan Citra, peserta lainnya. “Kami jadi lebih semangat belajar dan menghafal Al-Qur’an. Terima kasih kepada para donatur yang sudah peduli kepada kami,” ucapnya.
(FAHRI AKBAR – Harianmuria.com)