PATI, Harianmuria.com – Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Sukarno berharap kemarau tahun ini tak berdampak buruk pada sektor pertanian.
Seperti yang diberitakan pada Juni 2024 lalu, sebagian petani di wilayah Pati selatan mengalami kerugian akibat kurangnya suplai air. Marijan (45), petani asal Kecamatan Winong mengeluh lantaran hasil panen padi dari sawahnya hanya sedikit.
“Pertumbuhan padi radak kurang, soale niki sampun radak kering, tidak ada hujan” ujarnya bulan lalu.
Di musim tanam (MT) 2 lalu, Marijan hanya bisa mendapatkan 10 karung gabah. Padahal, ketika suplai air terpenuhi, sawahnya bisa menghasilkan 20 karung.
“Kalau ada air itu biasanya dapat 20 sak, nak tidak ada air kayak ini yo dapat 10 sak,” jelas Marijan.
Melihat kondisi tersebut, Sukarno berharap petani tak mengalami hal yang serupa pada MT lll ini. Khususnya, bagi para petani yang bercocok tanam dengan sistem tadah hujan.
“Dampak dari El Nino menyebabkan musim penghujan relatif kering. Sehingga menyebabkan musim penghujan singkat. Dampak dari kekeringan di MT 2 menyebabkan gagal panen. Kegagalan ini terjadi di Pati selatan yang sawahnya tadah hujan,” ungkapnya.
Sementara, untuk di MT lll ini para petani menanam tanaman palawija. Sehingga resiko gagal panen lebih sedikit dibandingkan menanam tanaman padi.
“Kalau ini kan di Pati selatan pada ditanami palawija, kacang, jagung atau apa itu. Kan tidak terlalu membutuhkan banyak air,” imbuhnya.
Wakil rakyat itu berharap, para petani bisa memanen tanaman palawija dengan maksimal. Sehingga bisa menutup kerugian yang dialami pada MT lll lalu.
“Semoga bisa lebih banyak ini panennya. Kasihan kalau gagal lagi, tidak bisa menutup kerugian musim kemarin,” tandasnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Harianmuria.com)