PATI, Harianmuria.com – Beberapa waktu terakhir, sejumlah desa di Kabupaten Pati dihantam bencana banjir bandang. Menurut sudut pandang Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS), salah satu penyebab bencana banjir tersebut disebabkan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang sebagian datar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Plt Kepala Seksi (Kasi) Program BPDAS Pemali Jratun Akhmad Sudarno saat rapat koordinasi penyusunan identifikasi karakteristik DAS Juwana, di Hotel Safin, baru-baru ini.
Ia mengungkapkan bahwa DAS yang datang mengakibatkan air langsung masuk ke dalam sungai. Sehingga air yang membawa serta tanah tersebut berakibat pada pembentukan sedimentasi.
“Saat ada hujan di hulu DAS, langsung terjun, karena dari curam langsung ke landai. Sehingga, air yang turun dari hulu langsung menjadi limpasan. Kemudian tanahnya aluvial atau tanah yang dihasilkan sedimentasi,” ungkap Sudarno.
Ia menyampaikan, setidaknya potensi ini terjadi di delapan persen lahan DAS Juwana, yakni sebanyak 137.374,15 hektar dari total luas.
Sedangkan, kontur DAS dengan bentuk lereng disebut Sudarno sebanyak 3.566,35 hektare. Sementara, panjang sungai 35,78 kilometer.
“Ini menunjukkan karakteristik DAS Juwana perlu kita perhatikan. Dari hulu DAS langsung ke tengah DAS itu langsung datar. Air dari tanah dari selatan (Kendeng) atau utara (Muria) ketika ada hujan besar air akan menggenang di wilayah tengah,” jelasnya.
Dengan pembacaan karakteristik DAS secara geofisik tersebut, Sudarno mengungkap bahwa perlu adanya penanganan secara serius. Sehingga banjir yang ada di Pati dapat diminimalisir. (Lingkar Network | Aziz Afifi – Harianmuria.com)