PATI, Harianmuria.com – Jumlah guru wiyata bakti dinilai tumpang tindih dengan keterbukaan formasi dalam penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Hal ini diutarakan oleh Kepala Bidang (Kabid) Formasi dan Jabatan Badan Kepegawaian Pelatihan dan Pendidikan (BKPP) Pati Azis Muslim.
Begitu pentingnya masalah untuk diselesaikan, ia mendesak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pati untuk memperbarui Data Pokok Pendidikan (Dapodik) guru.
“Kontrolnya harusnya di Disdik melalui Dapodik. Masalahnya, apakah data Dapodik di masing-masing sekolah itu valid. Kalau data Dapodik valid, ya tidak ada masalah,” kata Azis belum lama ini.
Imbas dari ketidaktepatan Dapodik ini, dirinya mengatakan banyak dari guru wiayata mengadu lantaran tidak bisa mengikuti seleksi PPPK tahun 2022 ini.
Ia pun menyayangkan keberadaan guru yang lebih banyak diterima begitu saja, bahkan keberadaanya tidak sesuai dengan kebutuhan tenaga pengajar di sekolah. Karena selain membuat pendataan rumit, Azis juga mengkhawatirkan adanya informasi rendahnya gaji seorang guru wiyata.
“Tahun ini saja kuotanya masih kurang, apalagi untuk yang guru baru mengabdi. Permenpan Nomor 20 Tahun 2022, disebutkan ada pelamar prioritas dan pelamar umum,” jelasnya.
Selain itu, Aziz pun juga menanggapi seleksi PPPK kabupaten lain yang lebih bisa mengcover seluruh guru wiyatanya. Ia menjelaskan bahwa hal tersebut dapat dilakukan karena Dapodik yang dikelola oleh Disdik setempat cukup valid.
Sedangkan di Kabupaten Pati sendiri, jumlah guru wiyatanya justru lebih banyak ketimbang formasi yang ada.
“Mengapa di kabupaten lain bisa, karena formasinya lebih atau lulus passing grade sedikit, kebalikannya dengan kita. Kemarin sudah banyak, di sekolah ditempati guru PPPK sekitar 1.500-an. Mereka menuntut penambahan formasi,” tegasnya.
Ia pun berharap Disdik dapat segera mencarikan solusi agar jumlah guru wiyata tidak bertambah tiap tahunnya. Terlebih, hal ini juga disesuaikan dengan anggaran kabupaten, sehingga tidak bisa membuka formasi PPPK sesuai dengan jumlah wiyata bakti yang ada. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Harianmuria.com)