KUDUS, Harianmuria.com – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus mengungkap, terdapat 553 kasus demam berdarah dengue (DBD) di sepanjang 2022.
Kasus DBD tersebut tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kudus. Dari jumlah kasus yang ada, tercatat 8 orang dinyatakan meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) DKK Kudus Darsono menyampaikan, pihaknya akan meningkatkan penanganan dan pencegahan kasus DBD guna menekan jumlah kasus yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti itu.
“Kami optimalkan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M Plus,” ujarnya.
Ia menjelaskan, program 3M Plus meliputi menguras tempat-tempat penampungan air, menutup rapat semua tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali limbah barang bekas.
Selanjutnya, pihaknya juga telah menyediakan bubuk obat pembunuh jentik nyamuk (abate) di seluruh fasilitas kesehatan (faskes). Masyarakat bisa mendapatkan abate tersebut secara gratis baik di puskesmas maupun rumah sakit.
“Persediaan abate kami full, sekarang semua faskes punya stoknya. Masyarakat bisa minta, itu gratis, nanti bisa ditaruh di bak mandi selama tiga bulan untuk membunuh jentik nyamuk,” terangnya.
Kemudian, pihaknya juga rutin melakukan fogging di pemukiman warga. Sejauh ini, selama Januari 2023 pihaknya sudah melakukan fogging sekira 25 kali.
“Pembersihan lingkungan dan fogging masih jalan. Tapi memang itu hanya bisa membunuh nyamuk dewasa sementara, tapi tidak selamanya. Kami lakukan fogging hampir di seluruh kecamatan,” paparnya.
Selain itu, pihaknya juga telah menyediakan reagen dengueatau tes cepat untuk mendeteksi penyakit DBD. Saat ini setiap faskes yang ada di Kabupaten Kudus telah memiliki sekira 200 reagen dengue.
“Kalau ada tanda-tanda terjangkit DBD, langsung di cek saja. Bisa ke puskesmas atau rumah sakit, jangan sampai terlambat untuk penanganan DBD,” pungkasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Harianmuria.com)