BLORA, Harianmuria.com – Puskesmas Tunjungan, Kabupaten Blora, meluncurkan 14 inovasi strategis untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan primer di tingkat fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP). Inovasi ini merupakan bagian dari transformasi layanan primer sesuai kebijakan Kementerian Kesehatan RI.
Kepala Puskesmas Tunjungan, Maria Prasetyaningsih, menjelaskan bahwa seluruh inovasi tersebut berfokus pada pencegahan penyakit, deteksi dini, serta pemberdayaan masyarakat.
“Langkah ini menjadi bentuk nyata dari implementasi transformasi layanan primer. Kami ingin mengubah paradigma pelayanan, dari yang bersifat kuratif menjadi promotif dan preventif,” ujar Maria, Selasa, 1 Juli 2025.
Melalui pendekatan promotif dan preventif, Puskesmas berharap dapat menurunkan beban penyakit, meningkatkan kesadaran akan pentingnya hidup sehat, serta menekan angka kesakitan dan kematian.
“Inovasi ini tidak hanya memperbaiki kualitas layanan, tetapi juga memperluas jangkauan pelayanan dan mendekatkannya ke masyarakat,” tambahnya.
Ia menekankan bahwa transformasi layanan primer tidak lagi hanya berorientasi pada pengobatan. Kini, edukasi, promosi kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat menjadi pilar utama. “Mencegah jauh lebih baik dan lebih murah daripada mengobati,” tegasnya.
Maria juga menyoroti pentingnya peran serta masyarakat dalam menyukseskan program ini. Menurutnya, keberhasilan 14 inovasi tersebut tidak hanya ditentukan oleh tenaga kesehatan, tetapi juga bergantung pada keterlibatan aktif warga sebagai mitra.
“Kami mendorong masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan kesehatannya dan aktif dalam kegiatan promotif serta preventif,” ungkapnya.
Seluruh inovasi akan dilaksanakan secara berkelanjutan, dengan melibatkan berbagai pihak seperti kader posyandu, tokoh masyarakat, dan lintas sektor lainnya. Tujuannya adalah menciptakan ekosistem layanan kesehatan yang inklusif, responsif, dan sesuai dengan kebutuhan lokal.
Inovasi layanan kesehatan yang dikembangkan Puskesmas Tunjungan meliputi YUK POSTING (Posyandu Terpadu Cegah Stunting), JANJI JIWA (Jelajahi Antisipasi dan Indikasi Gangguan Jiwa), JIWA WES 2500+ (Wajib Entaskan Standar 2500 gram), TOP BANGED (Temukan, Obati, Peduli HIV/AIDS), PAMAN GYMBALL (Partus Nyaman dengan Gymball), P3 PENTING PEDES (Pencegahan Stunting Peduli ASI Eksklusif), GELIS CEKING (Gerakan Peduli Wanita, Cek IVA Keliling),
Kemudian TEH MANIS (Tunjungan Sehat bersama Prolanis), PETIR SALIN (Pendampingan Ibu Hamil Risiko Tinggi Lintas Sektor), GURAMI MASTUN (Gabung Ramaikan Live Instagram Puskesmas Tunjungan), PENSI SIKMAS (Penyuluhan Singkat Informasi Kesehatan Masyarakat), DESA MANDIRI (Dering Sayang Pemantauan Diri), SIKESWA BUMIL (Skrining Kesehatan Jiwa Ibu Hamil), dan SINI HEPI BUMIL (Skrining Hepatitis B pada Ibu Hamil).
Maria optimistis, dengan sinergi lintas sektor dan keterlibatan aktif masyarakat, inovasi-inovasi ini dapat membawa perubahan nyata dalam peningkatan status kesehatan warga Tunjungan.
“Kami percaya, kolaborasi adalah kunci untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan dan merata,” pungkasnya.
(EKO WICAKSONO – Harianmuria.com)