KAB. SEMARANG, Harianmuria.com – Total 1.350 dosis vaksin PMK tahap pertama mulai disuntikkan pada ternak di Kabupaten Semarang oleh Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, Kamis (16/1).
Sementara berdasarkan jumlah total vaksin yang akan diterima oleh Pemkab Semarang adalah 6.500 vaksin.
Hal ini disebutkan Edy usai Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang menerima droping vaksin dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) sebanyak kurang lebih 6.500 dosisi.
“Rencananya besok (vaksin dimulai) di daerah Desa Kalisidi di Kecamatan Ungaran Barat. Tapi ini pun masih menunggu informasi terbaru nanti jadinya di lokasi mana untuk simbolis pelaksanaan vaksinasi PMK serentak di Kabupaten Semarang ini,” terangnya.
Ia menambahkan bahwa pemberian vaksin PMK di Kabupaten Semarang itu akan dilakukan dalam beberapa tahapan.
“Totalnya ada 6.500 dosis vaksin PMK, di bulan Januari ini yang kami terima baru 1.350 dosis dan sisanya akan diberikan Pemerintah Kabupaten Semarang di bulan Februari dan Maret nanti,” sebutnya lagi.
Disinggung soal kecukupan dosis vaksin untuk ternak di Kabupaten Semarang, Edy mengakui bahwa sebenarnya jumlah itu tidak mencukupi. Sebab jumlah populasi ternak di wilayahnya lebih banyak. Di mana hingga kini populasi sapi ada 47 ribuan dan domba 160 ribuan.
“Jelas kurang kalau 6.500 dosis vaksin yang diberikan kepada kami dibandingkan dengan jumlah total populasi hewan ternak di Kabupaten Semarang. Tapi yang perlu digaris bawahi adalah sebagian hewan ternak kita, khususnya sapi ini sudah banyak yang tervaksinasi,” tegas Kepala Dispertanikap Kabupaten Semarang itu.
Untuk itu, pihaknya akan mengajukan anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pengadaan vaksin wabah Penyakit Mulut dan Kuku itu.
“Anggaran dari APBD Kabupaten Semarang, rencananya kami ambilkan dari anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk kebutuhan tanggap darurat PMK,” paparnya.
Lebih lanjut, sambil menunggu jalannya vaksinasi ini, pihaknya pun melakukan upaya lain untuk mengantisipasi merebaknya PMK. Salah satunya dengan mendorong masyarakat melakukan biosecurity.
Biosecurity adalah rangkaian tindakan untuk mencegah penyebaran penyakit pada hewan sekaligus melindungi hewan-hewan ternak kita ini dari ancaman PMK.
Dicontohkannya upaya mendorong masyarakat untuk melakukan biosecurity ini ialah pengetatan kebersihan kandang hewan ternak, bahkan pengetatan lalu lintas manusia di kandang hewan ternak ini agar terus dilakukan pemilih hewan ternak di saat mewabahnya virus PMK itu.
“Yang terpenting ialah bagaimana kita menjaga kesehatan dan kebersihan kandang hewan ternak, memberikan nutrisi yang baik pada hewan ternak khususnya sapi ini. Sehingga sapi-sapi yang rentan terkena virus PMK ini bisa memiliki kekebalan terhadap virus PMK tersebut, dan jangan lupa untuk melakukan vaksin secara rutin,” bebernya.
Dikatakannya kembali bahwa virus PMK yang terjadi di Kabupaten Semarang ini rata-rata menyerang sapi pedaging dibandingkan menyerang sapi perah.
“Betul, rata-rata yang terkena PMK ini sapi pedaging, sedangkan sapi perah ya ada tapi jumlahnya tidak banyak,” sambung dia.
Sementara itu jika dilihat dari data terbaru dari Dispertanikap Kabupaten Semarang, jumlah hewan ternak sapi yang terkena virus PMK ini terus bertambah, menjadi total 175 ekor sapi, dengan rincian 4 sapi di potong paksa, dijual 1 ekor sapi, mati ada 6 ekor, dan yang membaik ada 41 ekor.
Dari 175 kasus aktif PMK di Kabupaten Semarang sejak 1 Januari 2025 hingga Selasa, 14 Januari 2025 ini terdiri dari 51 ekor sapi jenis PFH dan 124 ekor adalah sapi potong.
Lalu soal sebaran virus PMK di Kabupaten Semarang ini total ditemukan tersebar di 13 kecamatan dari total 19 kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang.
Yaitu di antaranya di Kecamatan Kaliwungu ada 17 kasus PMK, Susukan ada 2 kasus, Kecamatan Tengaran ada 21 kasus PMK, dan 5 kasus PMK di Kecamatan Suruh.
Kemudian, disusul di Kecamatan Bancak ada 15 kasus, Kecamatan Getasan ada 36 kasus PMK, Banyubiru ada 3 kasus PMK, Kecamatan Bringin ada 1 kasus, Pringapus ada 11 kasus PMK, Ambarawa 1 kasus, Bergas 15 kasus, Kecamatan Ungaran Timur ada 4 kasus, dan Kecamatan Sumowono ada 9 kasus PMK. (Hesty Imaniar | Harianmuria.com)