PATI, Harianmuria.com – Maraknya kasus kekerasan yang menimpa anak dibawah umur menjadi perhatian Pimpinan DPRD Kabupaten Pati Sementara, Hardi.
Berdasarkan catatan Dinas Sosial Perlindungan Pemberdayaan Perempuan Anak dan Keluarga Berencana (DinsosP3AKB) Pati, jumlah kasus kekerasan anak dari Januari hingga Agustus 2024 mencapai 51 kasus. Dengan rincian 10 kasus kekerasan seksual, 3 kasus permasalahan hak asuh, 2 kasus kekerasan fisik, 26 kasus hukum, 1 kasus KBGO, dan 7 kasus anak membutuhkan perlindungan khusus.
Wakil Ketua DPRD Pati, Hardi menilai adanya kasus tersebut tak bisa lepas dari peran serta orang tua yang seringkali abai terhadap anak-anaknya. Untuk itu, Hardi meminta kepada orangtua untuk senantiasa melakukan pengawasan dan memperhatikan tingkah laku sang anak. Jangan sampai, kata Hardi, orangtua tidak memperhatikan anak-anak yang kemudian terjerumus ke dalam pergaulan bebas.
“Hal ini akibat kurangnya perhatian dan pengawasan kita bersama. contohnya jika anak-anak sudah asyik di dunia bermain gadget, maka sebagai orangtua wajib menegur,” pintanya.
Ada 65 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Pati, Diduga Masih Banyak yang Tak Dilaporkan
Politisi dari Partai Gerindra ini juga meminta kepada peranan para guru untuk memberikan pengajaran dan edukasi kepada anak didik untuk tidak terpengaruh ke dalam pergaulan bebas. Sekolah sebagai tempat menimba ilmu dinilai Hardi memiliki andil besar dalam membentuk karakter anak.
“Bahwa dalam proses pencegahan bagi predator seperti ini adalah sebagai orang tua harus selalu waspada untuk mengawasi anak-anak yang sudah mulai beranjak dewasa memang harus ekstra di perketat,” sambungnya.
Sehingga dengan adanya edukasi mulai dari orangtua dan juga guru diharapkan olehnya bisa mengurangi angka kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. Serta berbagai kasus kekerasan lain yang saat ini marak dibicarakan di media sosial.
“Apa mungkin bisa? Sebenarnya bisa, tetapi butuh kesabaran dalam mendidik anak-anak remaja atau masih di usia dini seperti sekarang ini. Perlu dipahami kenapa kenakalan remaja, narkoba, KDRT, pelecehan seksual, pemerkosaan sering marak terjadi bagi anak-anak di bawah umur,” tutup pria asal Kayen itu. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Harianmuria.com)