BLORA, Harianmuria.com – Siapa yang tak kenal buah blewah. Buah dengan daging berwarna orange ini kerap menjadi primadona selama bulan Ramadan. Salah satu olahan yang menjadikan buah ini kerap laris adalah es blewah. Rasanya cukup segar, cocok dijadikan takjil buka puasa.
Selain rasa, buah blewah pun termasuk ramah dikantong pembeli. Tidak mengherankan apabila buah tropis satu ini banyak diburu pembeli.
Salah satu pedagang buah bluwah, Anto (32) yang juga warga Dukuh Cerme, Desa Sambongwangan, Kecamatan Randublatung mengaku sudah 4 tahun terakhir bersama keluarganya menggeluti jual beli blewah saat bulan Ramadan.
“Buah ini musiman, Mas. Jadi hanya pas bulan puasa saja. Momentum ini yang kita manfaatkan untuk bisa meraup rezeki,” ujarnya, Kamis (30/3).
Anto menjelaskan, saat bulan puasa seperti ini banyak petani padi beralih menanam blewah. Ia pun lantas membelinya langsung dari petani untuk dijual kembali.
“Saya langsung tebas dari petaninya mas. Jadi, harganya masih miring,” jelasnya.
Dalam sehari, Anto mampu menampung hingga lima ton blewah. Bahkan, ia mengaku pernah menampung buah blewah hingga 15 ton sehari.
“Dan sehari itu juga harus habis, kalau gak habis bisa busuk nanti. Soale besok sudah datang lagi barangnya,” tandasnya.
Untuk pemasarannya sendiri, dia mengaku sudah memiliki banyak jaringan bakul yang mengambil blewah setiap hari. Ia menyebutkan, biasanya pelanggan dari daerah Jakarta, Semarang, Solo, Sragen, Pati, Banyuwangi meminta dikirimkan belwah setiap hari.
“Saya sudah 4 tahun ini ngepul blewah, jadi jaringan sudah ada, Mas,” pungkasnya.
Buah blewah milik Anto juga dijual oleh pedagang di sekitar Blora, salah satunya Munah (30) warga Kecamatan Banjarejo. Ia mengatakan hampir setiap hari dirinya datang ke lapak Anto untuk membeli buah Blewah.
“Saya kulak dari sini, saya jual lagi di pasar Sido Makmur Blora,” ucapnya.
Munah mengatakan peminat buah blewah sangatlah tinggi. Dalam sehari dia bisa membawa 1 kwintal dengan sepeda motor.
“Lumayan untungnya, beli dari sini Rp 5-6 ribu. Nanti jualnya bisa sampai Rp 8 ribu per kilogram,” pungkas Munah. (Lingkar Network | Hanafi – Harianmuria.com)