PATI, Harianmuria.com – Kabupaten Pati pada keberangkatan tahun 2023 mendapat kuota haji sebanyak 1.300-an jamaah. Hal ini diungkap Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pati melalui Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Abdul Hamid.
Angka tersebut menurutnya masih bisa berubah seiring dengan berjalannya proses verifikasi. Terlebih saat ini terdapat usulan kenaikan biaya haji sebesar Rp 69 juta yang dapat menimbulkan kemungkinan adanya pembatalan keberangkatan oleh calon jamaah.
“Pati dapat kuota 1.300-an jamaah. Tapi ini masih proses verifikasi, jadi belum bisa dipastikan angka pastinya. Kami juga mengalami kesulitan karena jamaah yang seharusnya tahun 2022 tidak berangkat menjadi berangkat atau sebaliknya. Padahal sebelumnya, ketemu porsi sekian langsung berangkat,” jelasnya.
Hamid menjelaskan, saat ini masih dilakukan verifikasi tahap I yang akan berlangsung sampai akhir bulan Februari. Sehingga pihaknya baru bisa memastikan jumlah calon jamaah haji (calhaj) yang akan berangkat di bulan Maret.
Karena adanya kenaikan biaya haji saat ini. Hamid memprediksi akan ada beberapa calhaj yang menunda keberangkatan. Sehingga, pihaknya memberi kelonggaran bagi tiap calhaj untuk menunda.
“Karena secara hukum Islam istitha’ah artinya tidak boleh memberatkan. Kalau setoran secara hukum tidak mampu kan tidak diwajibkan,” jelasnya.
Faktor lain yang bisa merubah jumlah calhaj menurut Hamid adalah usia. Seperti diketahui, pada pelaksanaan haji tahun 2022 lalu, usia 65 tidak bisa berangkat karena pandemi. Pergeseran inilah yang membuatnya masih akan menghitung besaran dan kuota haji Kabupaten Pati.
“Jamaah tunda 2020, 2021, 2022 akan diberangkatkan. Ditambah dengan jamaah sesuai nomor urut. Ini hanya soal kuota. Soal nambah biaya atau tidak kami masih menunggu dari pusat,” tandasnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Harianmuria.com)