BLORA, Harianmuria.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora telah menyiapkan tim kesehatan untuk memantau kesehatan jemaah haji yang akan kembali dari Tanah Suci pada 17 Juli 2024 mendatang.
Dua unit juga ambulan telah disiapkan untuk mendampingi kepulangan jemaah dari Donohudan sampai Blora. Tim ini akan melakukan pemeriksaan kesehatan bagi jemaah yang mengalami keluhan atau gangguan kesehatan setelah kepulangan mereka dari Tanah Suci.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora, Edi Widayat menjelaskan, tim dari puskesmas akan siap turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan jika ada jemaah yang melaporkan keluhan kesehatan. Hal ini dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan jemaah haji setelah menjalani ibadah haji yang panjang dan melelahkan.
“Pemantauan kesehatan jemaah haji tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Saat ini, tidak ada lagi prosedur pemeriksaan seperti saat COVID-19, seperti isolasi dan protokol kesehatan lainnya,” katanya, Selasa, 2 Juli 2024.
Pihaknya juga mengimbau jemaah yang mengalami gangguan kesehatan setelah pulang dari Tanah Suci untuk segera menghubungi petugas kesehatan di puskesmas terdekat atau datang langsung ke puskesmas.
Jemaah haji yang baru pulang dari Tanah Suci biasanya mengalami gangguan kesehatan seperti batuk, pilek, demam, dan sakit kepala. Hal ini disebabkan karena tubuh jemaah masih dalam proses penyesuaian kembali dengan iklim di Indonesia.
“Kita mengimbau jamaah haji untuk minum air putih yang banyak dan memperbanyak konsumsi buah dan sayur selama masa penyesuaian cuaca di Tanah Air. Istirahat yang cukup juga penting untuk dilakukan jamaah haji setelah menempuh perjalanan panjang dan melelahkan selama ibadah haji,” pintanya.
Jika jemaah haji terindikasi mengalami keluhan penyakit diharapkan agar segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat agar bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat.
“Jangan menunggu besok-besok, harus segera karena antisipasi lebih efektif sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan,” tandasnya.
Secara pribadi Edi juga mendoakan agar semua jemaah haji dalam keadaan sehat. Bisa bertemu dan berkumpul bersama keluarga dirumah.
“Semoga selalu sehat dan menjadi haji mabrur,” pungkasnya.
Deteksi dan Surveilans Penyakit Menular akan Diterapkan Bagi Jemaah Haji
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P3) Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Prih Hartanto mengungkapkan, ada beberapa hal yang diperhatikan terkait kesehatan jemaah haji saat pulang ke tanah air.
“Persiapan sarana dan prasarana kegawatdaruratan kesehatan menjadi hal penting dan krusial mengingat pada pelaksanaan ibadah haji, jemaah banyak yang lansia dan memiliki faktor risiko yang tinggi,” terangnya.
Selain itu Tanto juga menyebut nantinya jemaah haji melakukan deteksi dan surveilans penyakit menular yang menyerang sistem pernafasan, seperti flu atau ISPA.
“Untuk Blora Swab tidak dilakukan, jamaah haji langsung pulang, 14 hari setelahnya monitor jamaah haji oleh masing-masing Puskesmas. Dinkes mengawal kepulangan dari Donohudan Solo sampai Blora,” paparnya.
Proses pendampingan akan diterapkan pada jemaah haji yang terdeteksi memiliki gejala penyakit menular seperti demam, batuk dan pilek atau penyakit yang menyerang sistem pernapasan.
“Kita juga akan melakukan pendampingan-pendampingan ke semua jemaah haji yang sakit dengan gejala
demam, batuk pilek. Tapi jangan takut, ini merupakan prosedur kewaspadaan, agar kita bisa memetakan jenis penyakit menular yang masuk ke Indonesia dari luar negeri termasuk dari tanah suci,” tuturnya.
Pihaknya juga menggunakan sebagai pemetaan faktor risiko, serta sebagai bahan penanggulangan jika terjadi kondisi luar biasa.
Prosedur pendampingan dilakukan dengan dua kondisi. Yang pertama dilakukan pada jemaah emergency yang saat di bandara akan dirujuk ke rumah sakit.
“Pendampingan khusus dilakukan pada jemaah haji yang terdeteksi thermal scanner dengan suhu tubuh 38 derajat Celcius, atau secara visual bergejala batuk pilek,” sambungnya.
Langkah antisipasi ini dilakukan agar pencegahan bisa dilakukan sejak dini, sehingga mampu melakukan penanganan yang cepat dan tepat.
“Ini sebagai bentuk tanggungjawab Dinas Kesehatan untuk terus memberikan layanan terbaik bagi masyarakat termasuk jemaah haji,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hanafi – Harianmuria.com)