PATI, Harianmuria.com – Sebanyak 150 Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) dari berbagai daerah seluruh Indonesia mengikuti pelatihan teknis fishing yang diselenggarakan oleh Lembaga Kemaritiman dan Nelayan Pati (LKNP) di Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Senin (8/5). Pelatihan tersebut bekerja sama dengan Politeknik Pelayaran Banten.
Anggota DPR RI Riyanta yang juga merupakan Pembina LKNP mengatakan, Diklat Uji Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) khususnya di sektor fishing G to G Korea Selatan adalah program goverment to goverment, di mana peserta yang mengikuti tidak dipungut biaya 0% khususnya BST KLM.
“Jadi pelatihan ini merupakan program G to G, saya sebagai Anggota DPR RI nanti akan bersama pemerintah dan Presiden supaya alokasi APBN bagi pembekalan kawan-kawan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dapat ditingkatkan,” ungkap Riyanta.
Sebagai anggota dewan, ia meminta kepada peserta pelatihan yang nantinya berangkat ke Korea Selatan, supaya tegas dan menjadi duta Indonesia yang baik.
“Anda harus tegas. Saya titip, sampaikan bahwa Pancasila layak menjadi ideologi global. Intinya bagaimana, komunikasi global antarnegara itu ada kemanfaatan secara ekonomi, bisa menyejahterakan, bisa membangun keamanan global,” pesannya.
Sementara Kepala BP2MI Jawa Tengah, Pujiono menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada LKNP yang telah menyelenggarakan bimbingan teknis/pelatihan terkait kompetensi fishing untuk program G to G ke Korea Selatan.
“Kami sampaikan bahwa untuk bekerja ke luar negeri, khususnya program G to G, agar calon pekerja migran menyiapkan kompetensinya sesuai dengan bidang yang nanti akan ia kerjakan di luar negeri,” imbaunya.
Ketua Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan Perikanan di Kabupaten Pati, Teguh Santoso, yang bertugas mempersiapkan dokumen-dokumen terkait persyaratan pendukung tenaga kerja Indonesia ke Korea Selatan, menjelaskan bahwa dokumen yang dibutuhkan untuk bekerja di Korea Selatan adalah BST KLM atau biaya sendiri.
“Dalam kesempatan ini, pelatihan angkatan 40 mendapatkan BST yaitu subsidi berupa program pemberdayaan masyarakat, sehingga untuk BST angkatan 40 ini gratis, difasilitasi pemerintah dari anggaran negara. Sedangkan kompetensi di bidang kelautan perikanan adalah mandiri dengan biaya sendiri, sebagai persyaratan mendaftar sebagai calon tenaga kerja migran ke Korea Selatan,” jelasnya. (Lingkar Network | Nailin RA – Harianmuria.com)