KENDAL, Harianmuria.com – Tradisi Weh-wehan atau saling berbagi makanan yang dilakukan oleh masyarakat Kaliwungu, Kabupaten Kendal digelar setiap tanggal 12 Rabiul Awal. Tradisi ini dilaksanakan dalam rangka memperingati lahirnya Nabi Muhammad SAW.
“Ini merupakan tradisi warisan para Ulama Kaliwungu dan masyarakat Kaliwungu, sebagai ekspresi kegembiraan umat Islam terhadap lahirnya seorang Rasul yang merupakan pemimpin dunia. Diceritakan dan diinformasikan bahwa kehadiran Rasulullah Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT untuk memberikan kabar baik bagi mereka yang taat dan kabar buruk bagi mereka yang tidak baik dan diutus untuk membawa rahmat bagi seluruh alam,” tutur KH Asroi Tohir selaku tokoh masyarakat Kaliwungu, saat ditemui, baru-baru ini.
Lebih lanjut, KH Asroi Tohir mengatakan, ekspresi rasa syukur atas kehadiran Rasulullah sebagai pembawa rahmat itulah yang tengah digambarkan masyarakat Kaliwungu dalam wujud saling berbagi dengan kebahagiaan.
“Dalam tradisi ini, selain saling memberi beraneka ragam jajanan, juga terdapat makan khas Kaliwungu yaitu sumpil. Makanan khas Kaliwungu ini memiliki bentuk 3 sisi, seperti Islam yang memiliki 3 sisi, yaitu pertama adalah keyakinan, syariat dan akhlak yang harus menyatu,” tambah KH. Asroi Tohir.
Menurut tokoh yang juga dikenal sebagai Ketua Majelis Ulama (MUI) Kabupaten Kendal itu, pada tradisi Weh-wehan biasanya juga dimeriahkan dengan teng-tengan atau lampu lampion warna warni yang dipajang di depan rumah warga. Hal ini sebagai simbol bahwa lahirnya Rasulullah Muhammad SAW sebagai cahaya yang menerangi dunia, memerangi zaman jahiliah menuju zaman Islamiyah atau dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang. Sementara di setiap mushola dan masjid dilantunkan bacaan maulid.
Ia juga mengungkapkan, bahwa tradisi ini juga mempunyai nilai pendidikan, terutama mendidik anak untuk mencintai Rasulullah. Selain itu juga dapat memberikan penguatan ingatan kepada anak tentang nilai-nilai kehidupan sempurna sebagaimana tuntunan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad kepada tiap generasi muslim.
“Tradisi yang baik ini diharapkan akan terus ada dari generasi ke generasi berikutnya, karena mencintai Rasulullah Muhammad SAW adalah keharusan bagi umat Islam,” terangnya.
Sementara itu, Camat Kaliwungu Nung Tubeno mengatakan, bahwa tradisi weh-wehan yang berlangsung di Kecamatan Kaliwungu ini harus terus dilestarikan karena memiliki nilai-nilai yang baik terlebih sebagao penjaga kerukunan antar warga.
Ia juga mengatakan, untuk menyemarakkan hari lahirnya Rasulullah Muhammad SAW, Pemerintah Kecamatan Kaliwungu bersama Yayasan Almutaqin Kaliwungu akan menggelar festival Maulid Nabi yang diisi dengan lomba-lomba. Di antaranya, lomba weh-wehan, teng-tengan, kaligrafi, lomba mewarnai, lomba rebana, dan lomba fashion show.
Kegiatan tersebut rencananya akan digelar pada tanggal 15-16 Oktober 2022 di halaman Masjid Almuttaqin Kaliwungu. (Lingkar Network | Harianmuria.com)