PATI, Harianmuria.com – Kesejahteraan guru-guru Raudhatul Athfal (RA) masih menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Kabupaten Pati.
Beberapa waktu yang lalu, guru-guru RA di Pati mengadu ke DPRD agar pemerintah memperhatikan nasib guru RA. Pasalnya, di kabupaten lain seperti Kudus, Blora, Rembang dan lainnya para guru RA sudah mendapatkan perhatian dari Pemda.
Tak hanya itu, para guru RA juga menginginkan kesetaraan antara RA dan TK. Selama ini, para guru RA hanya mendapatkan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) dari pusat di setiap tahun yang besarannya 600 ribu per siswa per tahun. Sedangkan, untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) sudah mendapatkan berbagai bantuan seperti BOS dan BOSDA.
“MA, MTs, MI itu ada BOS reguler. Disamping ada BOS reguler itu ada BOS daerah yang besarannya kurang lebih yang MI itu sekitar Rp 450 ribu, yang MTs Rp 850 ribu, itu per siswa per tahun. Itu yang BOS daerah,” jelas Kasi Penmad Kantor Kemenag Kabupaten Pati Ruhani pada Rabu (11/1/2024).
Menanggapi curhatan para guru RA, pihaknya mengatakan Kemenag Pati sudah mengajukan proposal bantuan ke BAZNAS agar memberikan bantuan insentif ke para guru RA. Karena, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati belum pasti bisa mengalokasikan sedikit dana atau tidak untuk dijadikan bantuan kepada para guru RA.
“Cuman semua itu terbentur dari anggaran yang ada. Ketika anggarannya ada atau mungkin bisa lebih ya akan diusulkan. Tapi sepanjang anggaran itu belum mencukupi ya sementara belum bisa. Belum pasti,” katanya.
Untuk diketahui, pada Jumat, 29 Desember 2023 para perwakilan guru RA se-Kabupaten Pati mengadakan audiensi dengan DPRD. Dalam audiensi tersebut, para guru RA menginginkan Pemkab memperhatikan kesejahteraan para guru RA. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Harianmuria.com)